Harga Rumput Laut Terjun Bebas, Pengusaha: Bukan Kesalahan Bupati, Tetapi Permainan Negara Importir

Nunukan- Akhir-akhir ini harga jual rumput laut di Kabupaten Nunukan, Kaltara terjun bebas disebabkan adanya permainan negara importir yang memainkannya. Akibatnya, petani mengeluh karena harga saat ini tidak sebanding dengan besarnya upah dan harga bibit rumput laut yang harus dikeluarkan.

Salah seorang eksportir rumput laut di Makassar, Risma menjelaskan, harga semakin merosot disebabkan oleh tekanan importir yang selalu berusaha mendapatkan harga murah.

Bacaan Lainnya

Padahal, kata dia, tidak menyadari apabila produksi menurun akan berdampak pada suplai ke negaranya juga.

“Importir rumput laut paling besar selama ini adalah negara China,” Terang Risma saat dihubungi Via telepon, Senin (6/10).

Risma menuturkan, saat ini zamannya musim politik sehingga ada kelompok tertentu yang mengaitkannya. Padahal tidak ada sangkut pautnya Pemkab Nunukan dengan kemerosotan harga.

Tetapi, persepsi masyarakat terhadap anjloknya harga rumput laut yang mengaitkan Bupati Nunukan akan tergerus sendiri nantinya.

“Anjloknya harga rumput laut sekarang ini bukan disebabkan oleh Bupati Nunukan tapi murni permainan negara importir yang selalu berusaha membeli dengan harga murah,” ungkap Risma.

Hal senada dikemukakan Kamaruddin, pengumpul sekaligus pembudidaya rumput laut di Kampung Mamolo Kelurahan Tanjung Harapan, Nunukan.

Dia mengungkapkan, keluhan petani rumput laut akibat anjloknya harga pada kisaran Rp9.000 per kilo gram saat ini adalah efek dari adanya permainan importir.

Sebelumnya, pada September 2020 harga masih berkisar Rp16.500 per kilo gram. Kamaruddin pun mengaku heran atas anjloknya harga tanpa diketahui penyebabnya.

Bahkan dia sudah berkoordinasi dengan eksportir dan konsultannya di Makassar. Diperoleh informasi, penurunan harga disebabkan oleh tekanan negara importir.

Negara China yang terdampak COVID-19 sepertinya mulai kekurangan modal sehingga berusaha menekan harga yang merugikan pembudidaya.

“Anjloknya harga rumput laut murni karena eksportir mengaku permintaan dari negara importir yang berkurang. Harga rumput laut menurun sekarang ini bukan karena faktor Bupati Nunukan tapi tekanan dari importir. Tidak mumgkinlah Bupati Nunukan bisa beli semua rumput laut kita ini,” ujar Kamaruddin.

Namun Kamaruddin memaklumi mindset masyarakat yang suka mengait-ngaitkan dengan politik. Akibat kurang paham soal distribusi dan bagaimana pergerakan pemasarannya.**

Dengarkan Kami di Aplikasi Solatafm Nunukan