Bantuan Dana 9 Miliar Tak Kunjung Cair, Kelompok Tani di Sebatik Memanas

NUNUKAN, Pembawakabar.com-Sejumlah Warga Sebatik yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) mempertanyakan bantuan senilai Rp. 9 Miliar yang sumber anggarannya berasal dari Provinsi, Rabu (30/6).

Para kelompok Tani ini protes dengan bantuan yang bernilai fantastis tersebut tak kunjung di terima.

Bacaan Lainnya

Samsatir menuturkan bahwa bantuan dana untuk Gapoktan senilai Rp. 9 Miliar yang di peruntukkan bagi kelompok Tani untuk memulihkan kembali perekonomian melalui pengelolaan kelapa sawit.

“Bantuan ini perhektarnya diberikan bantuan Rp. 25 juta dan masing-masing warga yang tergabung dalam Gapoktan mengajukan 2 hektar dan mendapatkan bantuan 50 juta untuk 2 hektar lahannya. Bantuan ini ditahap awal kami telah terima dengan masuk ke rekening masing-masing,” ujarnya.

Lanjut Dia, Untuk pencarian tahap berikutnya, Ketua Gapoktan Latif membuat surat kuasa dan meminta masyarakat untuk menandatangani surat tersebut sebagai tanda bahwa yang mengelola dana tersebut adalah Latif. Akan tetapi itu tidak sesuai dengan pembicaraan di awal bahwa yang mengelola dana tersebut adalah warga.

Samsatir menyebutkan munculnya isu tersebut, ketika lahan warga yang dikerjakan dilakukan secara asal-asalan.

Hasil pengerjaan yang amburadul membuat petani sawit yang tergabung dalam Gapoktan tersebut naik pitam dan menuai protes.

“Warga merasa ada yang aneh karena dana yang seharusnya dikelola oleh warga justru tidak didapatkan dan dimanfaatkan sesuai dengan aturan, ini tentu merugikan kami,” tegas Samsatir.

Sementara itu, Ketua Gapoktan Latif saat di konfirmasi mengatakan bahwa bantuan yang diterima tidak seperti yang di sampaikan para petani Gapoktan.

” Bantuan yang diterima bukan Rp. 9 Miliar, itu tidak benar, ” ujar Latif di sambungan telepon.

Namun ketika di tanya jumlah bantuan yang masuk untuk Gapoktan di Sebatik, awalnya Latif tidak ingin memberitahukan, justru menjawab dengan bertele-tele dan tertawa saat dirinya dikatakan membawa kabur bantuan dana kelompok tani.

Ketika di pertegas bantuan senilai Rp. 9 Miliar tersebut, Latif mengakui jika bantuan itu benar adanya. Ia juga mengatakan jika hanya ada 4 Kelompok Tani yang terdata mendadpatkan bantuan tersebut.

“Memang anggarannya 9 miliar, sementara untuk pekerjaan, penebangan, pembibitan sudah berjalan. kelompok tani saya mendapatkan 5 miliar dari 9 miliar, bantuan dana sebenarnya juga bukan dari provinsi tapi dari organisasi Kelapa Sawit Indonesia yang bekerjasama dengan departemen Keuangan,” Sebut Latif.

Berdasarkan informasi yang diterima, masyarakat tani yang tergabung di Gapoktan semakin memanas karena merasa di tipu, hal itu juga karena di picu perjanjian yang tidak sesuai di awal.

Dimana perjanjian tersebut berbunyi, setelah pencairan dana tersebut akan dibagikan untuk digunakan pengelolaan pemeliharaan bibit, namun pada kenyataannya sepeser pun bantuan dana tersebut tak kunjung di dapatkan. (*)

Dengarkan Kami di Aplikasi Solatafm Nunukan