NUNUKAN- Tiga Pelajar SDN 007 Nunukan mewakili Provinsi Kalimantan Utara untuk mengikuti Festival Lomba Seni Tari Kreasi Nasional (Fl2sn) di tingkat Nasional.
Tiga pelajar tersebut ialah Devi Geby Farmanda, Sofi Nur Aini dan Siti Aishah, ketiganya memiliki bakat menari dan telah membawa nama Kabupaten Nunukan ke tingkat Provinsi, dan akan kembali membawa nama Provinsi Kaltara di tingkat Nasional.
“Sebenarnya itu pemilihannya cuma 1 pemenang, tetapi kami mendapat informasi bahwa untuk juara 2 bisa di ikutkan dan akhirnya kami mendatangi Dinas Pendidikan untuk mendapatkan informasi akhirnya di perbolehkan. Yang Juara 1 dari SDN 01 NUSA, kami mendapat juara 2 dari kabupaten Nunukan untuk mewakili ke Provinsi dan pada 13 Juli 2024 itu dilaksanakan,” kata Nurhasanah pendamping ketiga siswi tersebut didampingi Santi Damayanti guru pembimbing.
Dia menjelaskan, pesertanya hanya 3 orang siswi yang mewakili ke tingkat nasional. Kebetulan kemarin di kabupaten Nunukan kami mendapat juara 2, kemudian di tingkat provinsi juara 2 bisa mengikuti festival ini maka kami Ikut berkompetisi di provinsi, ternyata dapat juara 1 mewakili Kalimantan Utara. Selanjutnya akan lanjut di tingkat nasional untuk mengikuti Festival Lomba Seni Tari Kreasi Nasional (Fl2sn).
“Ini merupkan event kementerian yang melakukan seleksi tiap Kabupaten, Provinsi dan Nasional. Dalam seleksi ini ada beberapa sekolah yang ikut. Sekarang sudah masuk ke tingkat nasional, kita sudah mengambil vidio dan tinggal menunggu hasil 10 besar. Jadi untuk ke nasional itu memang hanya di pilih 10 yang terbaik, kemudian menuju ke Jakarta, karena ini sudah se Indonesia, sebanyak 37 provinsi untuk mendapatkan 10 besar itu melalui vidio, tetapi setelah 10 besar masuk baru kemudian kita ke Jakarta dan nanti akan ditampilkan di Tarakan,”kata Nurhasanah.
Untuk tarian itu menampilkan masing-masing dari kabupaten kota, kami sendiri itu membawakan tarian kreasi Dayak, baik di Nunukan, Provinsi dan di Nasional, berbeda dengan peserta lainnya membawakan tarian melayu.
“Untuk tingkat nasional tariannya kami tetap sama tidak ada bedanya, cuma untuk vidio harus bermain cahaya, kreasi dan videonya di gedung dinas pendidikan, untuk waktunya dari tanggal 16-17 juli dengan kostumnya yang kita ganti-gantu atau berubah,”jelasnya.
Sebagai pendamping dan pembimbing, Nurhasanah dan Santi berharap timnya bisa memberikan yang terbaik.
“Harapan kami, bisa memberikan yang terbaik dan bisa membawa nama Kalimantan Utara menuju ditingkat nasional serta menjadi yang terbaik untuk nasional. Ini pertama kalinya Kalimantan Utara khususnya Nunukan mengirimkan peserta siswi SD untuk ikut berkompetensi ke nasional,” imbuhnya.
Untuk diketahui, ketiga siswi dari SDN 007 Nunukan ini membawakan Tari Desur Taga Na Metaout
Tarian ini menceritakan seorang anak gadis suku dayak lundayeh yang memiliki kharisma dalam memainkan “put” (sumpit). Selain kepiawaiannya dalam memainkan sumpit, ia pun memiliki paras yang cantik.
Aura magis perempuan suku dayak menjadikan tarian ini memiliki daya tarik yang elok nan mempesona. Instrumen musik tradisional seperti sampe, gendang dan gong mengiringi gerakan para penari, menciptakan suasana yang magis dan memikat. Setiap gerakan dalam tari ini memiliki makna simbolis yang mendalam, mencerminkan kehidupan sehari-hari suku dayak.
Tari dayak bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga merupakan sarana untuk melestarikan dan menghormati tradisi leluhur yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan keindahan dan kekayaan budayanya, tari dayak menjadi salah satu warisan budaya Indonesia yang patut dibanggakan dan dilestarikan. (HZ)