Matius Tonapa Melakukan Tradisi Ma’nene, Menganti Peti Mendiang Istinya

NUNUKAN– Masyarakat Toraja yang berada di Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara), kembali melaksanakan ritual Ma’nene sebagai bagian dari perayaan Paskah tahun ini.

Bacaan Lainnya

Tradisi Ma’nene merupakan upacara sakral dan unik yang bertujuan untuk menghormati para leluhur.

Ritual ini dilakukan dengan membersihkan, mengganti pakaian, serta memperbaiki peti jenazah (Erang) para leluhur yang telah meninggal dunia.

Ritual Ma’nene ini telah menjadi tradisi tahunan yang dilaksanakan di Kabupaten Nunukan, yang dilakukan pada hari paskah. Prosesi Ma’nene dianggap sebagai perwujudan rasa cinta dan bakti keluarga kepada para leluhur, sekaligus mempererat tali persaudaraan antar generasi.

Salah satu keluarga yang melakukan tradisi tersebut yakni Matius Tonapa.

Keluarga Matius Tonapa bersama anak dan cucu melaksanakan tradisi ma’nene atau pembukaan peti jenazah mendiang almarhumah nenek perempuan Dina Sampe yang telah berpulang 10 tahun 4 bulan lalu.

Adapun prosesi pembukaan peti jenazah dilaksanakan oleh keluarga Matius Tonapa pada hari Jumat pagi (18/4), pukul 09.00 WITA di pemakaman umum Kristen di jalan Persemaian, Kelurahan Nunukan Tengah, Nunukan.

Dalam prosesi tersebut, mereka memotong satu ekor kerbau dan satu ekor babi sebagai bagian dari upacara.

Ia menjelaskan bahwa ritual ini merupakan syarat untuk membuka peti jenazah almarhumah istrinya, yang telah meninggal sepuluh tahun empat bulan lalu.

“Kami dari keluarga membuka peti jenazah almarhum pada pukul sembilan pagi tadi. Selama 10 tahun lebih sejak meninggalnya, baru kali ini kami berani membuka, karena syaratnya harus ada pemotongan kerbau. Dulu, saat almarhum meninggal, kami memotong tujuh ekor kerbau sebagai syarat,” jelas Matius.

Menurut Matius, pemotongan kerbau merupakan syarat penting karena saat pemakaman almarhumah, tujuh ekor kerbau telah dikurbankan.

“Kalau mau dikeluarkan lagi (jenazahnya), harus dipotongkan babi, tapi kalau kerbau yang dipotong saat pemakaman tujuh, maka syaratnya harus kerbau juga yang dipotong saat Ma’nene. Kami pagi tadi membuka patane ini dan mengeluarkan jenazah Almarhumah,” jelasnya.

Matius Tonapa berharap agar seluruh prosesi Ma’nene dapat berjalan lancar dan selesai secepatnya.

“Semoga pekerjaan ini selesai, kalau bisa hari Minggu, kalau tidak bisa mungkin di hari senin. Setelah pemotongan (hewan kurban) baru jenazah dimasukkan kembali,” pungkasnya.

Untuk diketahui, jenazah almarhumah nenek Dina Sampe saat dikeluarkan dari peti tampak kelihatan utuh dari rambut hingga kaki.(*)

Dengarkan Kami di Aplikasi Solatafm Nunukan