NUNUKAN- Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Nunukan, Aris Suyono melaporkan satu pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 dibangsal Isolasi RSUD Nunukan meninggal dunia.
Aris menjelaskan pasien yang meninggal tersebut masuk ke IGD RSUD Nunukan pada 30 Maret 2020 sekira pukul 17.46 wita.
“Pasien memiliki riwayat penyakit kulit dan sebelumnya pernah dirawat di RSUD Tarakan selama dua minggu,” Jelas Aris.
Dia menyebutkan, saat masuk RSUD Nunukan, pasien dirawat di ruang Cempaka. Pasien juga mengalami sesak nafas dan dikonsultasikan ke Dokter penyakit paru, dengan pertimbangan dari hasil Foto toraks, pasien dipindahkan ke ruang isolasi pada 4 April 2020 dan ditetapkan sebagai PDP.
Bersamaan dihari itu 4 April diambil swap pertama, kemudian pada 5 April 2020 swap kedua dilakukan. Selanjutnya pada 6 april 2020 swab dikirim ke Kota Tarakan, sementara untuk pengiriman swab ke Laboratorium Besar di Surabaya dikirim pada 7 April 2020.
“Sampai saat ini hasil swap belum keluar negatif atau positif Covid 19, kita masih menunggu. namun pasien lebih dulu meninggal dunia pada 8 April 2020 sekira pukul 23.00 diruang Isolasi RSUD Nunukan dengan mengalami sesak nafas,” ungkap Aris.
Dia menyebutkan, Standar pengiriman ke lab besar di surabaya, harus memberikan notifikasi ke Tarakan agar diaturkan jadwal pesawat, kemudian Pengambilan swap juga harus menunggu tim Dinas kesehatan Kalimantan Utara dengan membutuhkan waktu pengiriman 3 hingga 4 hari.
Untuk pemeriksaan paling cepat 1 hingga 2 hari, hasil swapnya diperkirakan 4 hingga 6 hari.
“Memang Nunukan ini terkendala dengan jarak, dikarenakan aspek transportasi. Namun Nunukan ada prioritas didahulukan untuk pengiriman sampel sehingga waktu tidak memakan waktu yang lama untuk mendapatkan hasil.
Aris menjelaskan Pemakaman Jenazah akan dilakukan sesuai protokol yang ditetapkan Kemenkes RI, dengan dibungkus plastik.
“Untuk Pemakaman jenazah tetap mengikuti protokol yang telah ditetapkan dari Kementerian Kesehatan, meskipun kita belum terima hasil swab dari Lab Surabaya, namun jenazah dibungkus dengan plastik.” Ungkap Aris. (**)