Masyarakat Adat Datangi Pelindo Protes Tulisan Tunon Taka yang di Hilangkan

NUNUKAN- Puluhan Masyarakat adat Tidung di Nunukan mendatangi Kantor Pelindo IV Nunukan, kedatangan pihak adat untuk menanyakan ikon motif dan nama Pelabuhan Tunon Taka yang tidak terpasang di gedung ataupun Gerbang masuk Pelabuhan.

Dalam pertemuan itu, pihak Adat menginginkan Ikon dan nama Tunon Taka kembali dipasang sesuai permintaan yang mencetuskan nama tersebut agar nama Pelabuhan Tunon Taka semula di Pasang kembali.

Humas Pusaka Nunukan, Sopian menuturkan, Sebenarnya ini sudah lama kita mau tanyakan ke Pelindo namun faktor kesibukan dan Covid-19 sehingga belum bisa kita bertemu.

Pelabuhan ini sudah ada lima orang pemangku adat yang memberikan nama Pelabuhan itu Pusaka meminta nama Pelabuhan Nunukan dikembalikan menjadi Pelabuhan Tunon Taka Nunukan.

Lima orang pencetus tersebut satu diantaranya bapak Ujang Yusuf HB, yang memberikan nama Tunon Taka.

“Nama ini dicetuskan oleh orang tua kami awal dari Kecamatan berganti Kabupaten Nunukan. Dan yang kami inginkan nama itu dipasang kembali karena merupakan ikon Pelabuhan,” Tutur Sopian dihadapan Wartawan, Senin (15/6).

Sopian menyebutkan, Pihak Pelindo cuai dalam pembangunan tanpa melihat izin lingkungan.” Saya lihat mereka cuai saja dalam pembangunan ini karena tidak melihat isi dalam izin lingkungan itu, dimana izin lingkungan itukan sudah jelas Tunon Taka, kalau pelabuhan Nunukan itu izin mana yang digunakan,” jelas Sopian.

Tambahnya, untuk izin lingkungan kalau sudah keluar jelas tidak bisa dirubah karena itu melalui sidang komisi.

” dari Kesepakatan kita akan dirubah sesuai dengan kesepakatan dari empat poin tadi, berupa tulisan dan ornamen,” sebut Sopian.

Sementara itu, General Manager PT Pelindo IV Nunukan, Teguh Firdaus didampingi manajer operasional, Damsi menjelaskan, pembangunan ini belum selesai 100 persen, untuk pemasangan Nama Tunon Taka kami rencanakan di taman untuk menjadi tempat swa foto.

Dari pertemuan tadi, kita sepakati ada empat point, pertama tulisan pelabuhan Tunon Taka yang di taman sudah disetujui, kedua perubahan posisi nama di pintu gate Way Port Nunukan dirubah menjadi Port Tunon Taka Nunukan.

Kemudian yang ketiga penambahan ornamen adat Kalimantan, lalu yang keempat tulisan nama yang sudah ada diterminal kita akan lihat dulu material nya, seandainya tidak sulit maka kami akan ganti menjadi Port Tunon Taka Nunukan, namun jika bahannya sulit dan membutuhkan waktu yang lama maka kami akan tutup atau turunkan.

“Inilah empat kesempatan kami dengan pemangku adat Tidung,” jelas Teguh.

Terpisah, Bupati Nunukan Hj.Asmin Laura Hafid saat ditemui di Kantor RRI Nunukan menjelaskan Pelindo itu merupakan kewenangan pusat, apapun yang dilakukan disana misalnya tarif karcis itu yang menentukan pihak Pelindo.

” Saya kaget mendengar ada riak riak dengan pemberian nama Pelabuhan itu sendiri dan saya langsung menghubungi pihak Pelindo untuk tetap menambahkan nama Tunon Taka, informasi yang saya terima itu sudah dirapat kan dan disepakati bersama,” Kata Laura.

“Sebenarnya itu tidak dihilangkan namun proyeknya masih berjalan baru 90 persen,” jelas Laura.

Disoal masyarakat adat menginginkan ada pengawasan Pemerintah Nunukan terhadap pembangunan pelindo, Laura menuturkan jika pihaknya telah memanggil pihak Pelindo.

“Mereka kita sudah panggil, namun karena kesibukan, jadi ini rencana kita langsung aja ke Pelindo,” Pungkasnya. **

Dengarkan Kami di Aplikasi Solatafm Nunukan