NUNUKAN-Pasca curah hujan yang tinggi, masyarakat di wilayah Sebatik terendam banjir setinggi satu meter.
Banjir yang terjadi pada Rabu 16 Juli 2024, Subuh, merendam rumah warga, pertokoan dan perkantoran menyebabkan masyarakat mengalami kerugian yang cukup besar.
Peristiwa tersebut membuat anggota DPRD Nunukan dari daerah pemilihan tersebut turut prihatin dengan banjir yang melanda.
“Ini sangat memprihatinkan, banyak rumah-rumah warga tergenang banjir. Ini diakibatkan karena saluran-saluran pembuangan banyak yang sudah tertutup kemudian fungsi sungai juga sudah tidak sesuai, karena terjadi pendangkalan. Karena itu kami minta kepada pemerintah daerah melalui PU atau melalui Bappeda untuk merencanakan lagi sanitasi pengairan kita yang ada di pulau Sebatik,”kata Hamsing, Rabu (17/7).
Ketua Komisi III ini menegaskan, Dinas PU harus peka dan memperhatikan penyebab banjir tersebut . Karena yang saya lihat jam 12. 00 WITA hingga jam 03.00 dini hari hujan, itu sudah terjadi banjir luar biasa dan itu hampir meresahkan semua masyarakat kita.
“Jadi hampir semua satu Sebatik itu rumah warga tergenang, rata ketinggian air ada yang sampai pusat juga ada sampai Paha jadi hampir satu meter. Karena terjadinya subuh banyak masyarakat kita yang mengalami kerugian alat eletronik dan lainnya rusak.”jelas Hamsing.
“Jadi tolong ini menjadi atensi perhatian pemerintah untuk ke depan kalau merencanakan sesuatu, membangun jalan harus sesuai standar karena kita pahami di Sebatik itu sudah ada drainase tapi terkadang sudah rusak Drainasenya, kemudian sungainya sudah ada juga dipasang siring tapi itu sudah rusak tidak ada perbaikan dan tidak ada pemeliharaan, jadi itu yang perlu diperhatikan. Ini banyak terjadi contoh di Sungai Nyamuk, Sungainya itu pasangan seringnya sudah banyak yang rebah bahkan ada yang rusak, ini yang menyebabkan terjadi pendangkalan di sungai itu. Bukan hanya akibat Siring, tetapi juga sampah yang membuat penyumbatan dan dangkal,”tambahnya.
Menurutnya, semuanya sungai harus di normalisasi, kemudian saluran Drainase itu perlu adanya pemeliharaan atau pengerukan.
“Jadi dari awal kami sampaikan bahwa mulai dari perencanaan konsultan yang harus kita gunakan itu konsultan yang berkualitas jangan konsultan yang ecek-ecek, jadi tolong Dinas PU dan Bappeda agar konsultan yang digunakan itu harus yang profesional. Jadi bisa merencanakan sesuatu itu sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada di Sebatik,”tegas Hamsing.
Dia mengatakan, Kita harus pahami bahwa memang drainase dan sungai kita sudah perlu dipelihara perlu di normalisasi, kalau satu tahun saja sungai atau drainase kita tidak dikerok tidak dilakukan normalisasi pasti akan terjadi pendangkalan dan itu akan menghambat aliran air sungai.
“Saat musim penghujan dan air pasang pasti akan terjadi pertemuan air dan meluap, sehingga masuk ke pemukiman warga,”pungkasnya. (*)