Dinas Kesehatan Gelar Pelatihan dan Penyuluhan Keamanan Pangan di Kabupaten Nunukan

NUNUKAN – Pemerintah Daerah Kabupaten Nunukan melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan mengadakan Pelatihan dan Penyuluhan Keamanan Pangan kepada 70 pelaku usaha baru yang telah memiliki Nomor SPP-IRT. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama empat hari dan dilaksanakan di Ballroom Hotel Fortune Nunukan, Kamis (02/03).

Kegiatan pelatihan dan penyuluhan ini dibuka langsung oleh Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan Hj. Miskiah mewakili Bupati Nunukan. Selain itu, kegiatan ini juga dihadiri Sekretaris DPMPTSP, Disperindakop, dan para penyuluh Kesehatan Kabupaten Nunukan.

Bacaan Lainnya

Pelatihan dan Penyuluhan Keamanan Pangan sangat diperlukan bagi seluruh pelaku usaha, karena diketahui bersama bahwa negara Indonesia saat ini sedang menghadapi ancaman melonjaknya jumlah penderita penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat.

Banyak penyakit yang timbul seperti hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, serta jantung koroner.

Maka dari itu, dengan adanya pelatihan dan penyuluhan tentang keamanan pangan sangat penting agar meminimalisir timbulnya penyakit-penyakit tersebut.

Dalam kesempatan itu, Plt. kepala Dinkes Kabupaten Nunukan Hj. Miskiah menyampaikan sambutan Bupati Nunukan.

Dalam sambutan tersebut mengatakan bahwa penyakit tersebut bukan saja menyerang orang yang berusia dewasa, akan tetapi kalangan remaja dan anak-anakpun saat ini mulai banyak yang menderita penyakit-penyakit tersebut.

“Tentunya kondisi ini harus menjadi keprihatinan kita semua, karena akan sangat mengancam kualitas dan produktivitas generasi di masa mendatang,” ungkapnya.

Lebih lanjut, untuk data tahun 2020 menunjukan jumlah penderita diabetes di Indonesia sudah mencapai angka 10,7 juta orang, atau terbanyak kelima di dunia. Hipertensi jumlah prevalensinya mencapai 25 persen dari jumlah penduduk yang berusia di atas 18 tahun, sementara untuk penyakit jantung sampai saat ini masih menjadi mesin pembunuh terbanyak di tanah air.

“Kita ketahui saat ini rasanya semakin sulit menemukan bahan pangan yang sehat di sekitar kita”, tambahnya.

Lebih lanjut dikatakan sebagian besar makanan mengandung pengawet, pemanis buatan, bahkan bahan-bahan yang sangat berbahaya seperti formalin dan boraks.

Tidak hanya itu, sayur dan buah-buahan juga banyak yang mengandung pestisida yang melebihi standar.

“Lewat pelatihan dan penyuluhan ini, para pelaku usaha kuliner nantinya akan semakin paham mengenai bahan-bahan apa saja yang tidak aman dan tidak baik bagi kesehatan,” ujarnya lagi.

Kepada masyarakat tentunya untuk terus mengedukasi agar dapat mengkonsumsi makanan-makanan yang aman dan sehat. ” Mungkin harganya relatif lebih mahal, namun harus diingat bahwa harga kesehatan badan tidak bisa dinilai dengan uang dan materi”, ujarnya. {Prokompim}

Dengarkan Kami di Aplikasi Solatafm Nunukan