NUNUKAN-Belum lama ini sempat viral dimedia sosial mengenai Puskesmas Sungai Nyamuk yang menolak pasien. Namun setelah ditelusuri tim Pembawakabar.com justru, penolakan dilakukan oleh Pasien.
Berawal pembawakabar.com mendatangi Kepala Desa Padaidi, Abigurdi yang tidak mengetahui warganya yang sakit, namun dengan pertemuan tim pembawakabar.com dengan kepala desa, akhirnya mengetahui warganya sakit dan Ia berencana akan membawa berobat di puskesmas Sei Taiwan.
Kepala desa Padaidi juga mempertemukan Pembawakabar.com dengan warganya, Bapak Millang warga Rt 01 yang sakit akibat jatuh saat sedang merehap rumah yang didapatkannya dari bantuan program rehap rumah.
“Saya jatuh dan berobat ke Puskesmas Sungai Nyamuk Namun tidak ada pelayanan dari pihak puskesmas karena BPJS mandiri saya sudah jatuh tempoh,” Jelas Millang.
Dia mengatakan, Saya menunggu pengobatan tidak ada hanya tinggal saja baring-baring saja. Saya yang duluan masuk puskesmas tidak dilayani namun ada tiga orang dibelakang saya lebih dulu dilayani.
“Dari Penjelasan Pihak Puskesmas, katanya bisa di obati,tapi harus diaktifkan bpjsnya dan dibelakang saya yang sakit . Saya jawab di mana mau ambil uang sedangkan makan saja susah dan saya minta obat saja. Kemudian saya dikasih obat penahan sakit, tanpa ada suntikan,” Kata Millang.
Lanjutnya, Istri saya bilang tidak ada gunanya baring-baring di sini karena tidak ada juga di pelayanan yang di lakukan. Mereka yang lain dilayan sudah sedangkan saya tidak.
“Kita mau dirujuk ke Rsud Nunukan tapi kami tidak menpunyai biaya sedangkan bpjsnya saja sudah tidak dibayar beberapa tahun,” Tuturnya.
Setelah mendengar Keluhan Bapak Malling, Pembawakabar.com mencoba mengkonfirmasi ke Pihak Puskesmas Sungai Nyamuk.
Kepala Puskesmas Sungai Nyamuk, Mardawiyah Senin (6/1/20) menjelaskan, jadi kemarin itu kita sudah tanyakan ke Dokter Penanggung jawabnya, pasien itu tidak ditolak. Buktinya kita layani dengan pemberian obat, kalau ditolak berarti tidak diberikan pelayanan sama sekali.
“Kita sempat ingin rujuk, tapi dia menolak dan jelas dicatatan dokter ada pasien menolak untuk dirujuk. Artinya kalau kami tidak layani tidak ada catatan kami disini,” Ujar Wardawiyah.
Kami di Puskesmas tidak pernah menolak pasien, apalagi yang kasusnya seperti Bapak itu terjatuh wajib kami layani. Hal kecil saja kata Wardawiyah, seperti batuk flu yang datang di sore hari yang sebenarnya tidak bisa dilayani tetap kami layani meskipun itu sudah diluar jadwal kerja dan itu harus terdokumentasi semua.
“Jadi semua sudah jelas, pasien menolak untuk dirujuk dan istrinya yang menandatangani,” Terangnya.
Sementara itu, Dokter yang menanggani Bapak Millang Dr Penni menuturkan, jadi waktu itu pasien datang, tidak ditolak. Saat itu bahu pasien tidak seimbang dan bengkak sebelah karena jatuh.
Jadi kita usulkan untuk di rujuk ke RSUD Nunukan, tetapi pasien dan keluarga pasien menolak dan meminta obat.
Pasien dan keluarga menolak dan hanya meminta obat, jadi kita kasih tanda tangan penolakan rujukan karena keluarga dan pasien menolak dirujuk,” Jelas Dr Penni.
Kita mengusulkan rujukan karena posisi bahu pasien itu tidak seimbang dan tidak bisa bergerak kemudian bengkak, yang kita curigai ada pergeseran atau patah dan untuk lebih mengetahui harus di foto Rontgen.” Di Puskesmas tidak bisa, itu hanya bisa dilakukan di rsud Nunukan sehingga kita usulkan untuk di rujuk namun ditolak oleh pasien dan keluarga pasien,”Tutup Penni. (Dhin)