Festival Kuliner Tradisional Rayakan HUT Kabupaten Nunukan ke-25

NUNUKAN – Dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun Kabupaten Nunukan yang ke-25, digelar Festival Kuliner Tradisional Etnis di GOR Dwikora, yang resmi dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata, Abdul Halid, mewakili Bupati Nunukan, Rabu (31/7).

Bacaan Lainnya

Acara ini bertujuan untuk mempromosikan dan memperkenalkan berbagai makanan khas tradisional dari sembilan etnis yang ada di Nunukan kepada masyarakat. Setibanya di lokasi acara, para tamu undangan disambut dengan penuh semangat oleh keluarga besar Tionghoa melalui pertunjukan Barongsai, sebuah tarian tradisional yang biasa ditampilkan pada perayaan Imlek.

Tarian yang melambangkan keberuntungan ini dibawakan oleh dua penari yang mengenakan kostum menyerupai singa. Dalam sambutannya, Kadis Disbudporapar Abdul Halid menekankan pentingnya aspek kelestarian lingkungan dalam pemanfaatan bahan makanan dari hutan yang bersifat alami, higienis, dan sehat.

“Potensi sumber daya alam yang ada di Kabupaten Nunukan telah dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai pendukung ketersediaan pangan. Beragam bahan baku tersebut diolah menjadi kuliner tradisional yang khas dan dapat dinikmati banyak orang sebagai wisata kuliner,” ujarnya.

Bupati Nunukan, Laura, memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan festival ini sebagai salah satu upaya untuk memperkenalkan budaya, adat istiadat yang beragam, serta kekayaan alam yang luar biasa.

“Mari kita kembangkan kekayaan alam, adat istiadat, dan budaya kita agar tidak punah dan menjadi daya tarik wisatawan, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan perekonomian masyarakat,” tambah Laura melalui sambutannya yang disampaikan oleh Kadis Disbudporapar.

Bupati Laura juga menekankan pentingnya mengenalkan makanan tradisional yang beragam dan terbuat dari bahan-bahan alami yang telah diwariskan secara turun-temurun.

“Saya berharap masyarakat Nunukan dapat lebih mengenal makanan-makanan tradisional yang ada di daerah kita,” jelasnya.

Festival ini dihadiri oleh sembilan etnis di Kabupaten Nunukan, di antaranya kerukunan keluarga besar Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Mandar, Tionghoa, Dayak Lundayeh, Tidung, Jawa, dan NTT. Mereka menyajikan berbagai hidangan menggugah selera, mulai dari ikan masak mandar, bakso kampung, hingga kue-kue khas Tionghoa yang hanya ada saat perayaan Imlek.

Acara ini tidak hanya menghadirkan ragam kuliner, tetapi juga memperkuat tali persaudaraan antar etnis dan merayakan keberagaman budaya yang ada di Kabupaten Nunukan. (*)

 

Dengarkan Kami di Aplikasi Solatafm Nunukan