NUNUKAN- Untuk membahas tentang isu-isu yang terjadi di wilayah Kabupaten Nunukan serta isu-isu menjelang tahun politik, Forum Masyarakat Adat Lintas Etnis (FORMALINE) mengadakan Coffe Morning bersama dengan Pemerintah Daerah Kab. Nunukan. Kegiatan ini dilaksanakan di Klenteng San Seng Kong Jl. Pembangunan Nunukan. Jumat (11/11).
Kegiatan ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Nunukan Serfianus mewakili Bupati Nunukan, Unsur Forkopimda Kab. Nunukan, Ketua Formaline Nunukan Sumari, Ketua PSMTI Adi Wijaya sebagai tuan rumah, serta para ketua adat atau etnis di Kab. Nunukan.
Formaline ini terbentuk dari 12 etnis yang berada di Kab. Nunukan, 12 etnis ini yaitu Lembaga Adat Tidung yang diketuai oleh Naharuddin, Dewan Adat Dayak diketuai oleh Selutan Tadem, Bubuhan Banjar di ketuai oleh H. Syafaruddin, KKSS diketuai oleh Aliadi, KKSU diketua oleh Abdullah, Kerukunan Sulawesi Barat diketuai oleh H. Rustam, Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara Hj. Hayati Nani, KKBN diketuai oleh Pangeran, Ikatan Keluarga Toraja di ketuai oleh Mesak Adiyanto, Kerukunan Keluarga Nusa Tenggara Timur, Pakuwaja diketuai oleh H. Subandi, dan PSMTI diketuai oleh Adi Wijaya.
Coffe Morning yang dilaksanakan oleh FORMALINE kali ini, merupakan yang pertama kali dan yang pertama sebagai tuan rumah adalah dari Etnis Tionghoa ( PSMTI) dan kegiatan seperti ini akan berlanjut setiap dua minggu atau satu bulan sekali secara bergiliran sebagai tuan rumah dari 12 Etnis yang ada.
Sumari mengatakan bahwa menjelang tahun-tahun politik seperti ini kegiatan coffe morning sangat dibutuhkan karena menjelang pemilu tensi politik tinggi. Sumari juga menjelaskan bahwa Formaline ini tidak berpolitik praktis akan tetapi setiap anggotanya diperbolehkan berpolitik tetapi tidak mengatas namakan organisasi.
Sekretaris Daerah Kab. Nunukan Serfianus atas nama Pemerintah Daerah menyampaikan ucapan terima dan apresiasi yang setinggi-tingginya dengan diadakannya kegiatan coffe morning yang di adakan oleh Formaline.
“Di Nunukan ini semua agama ada, semua suku ada, jadi dengan adanya Formaline ini representasi dari semua yang ada atau mendiami di Kabupaten Nunukan. Kita hidup di Negara Republik Indonesia ini khususnya di Kabupaten Nunukan, jadi jika berbicara persoalan antar etnis teman-teman dari Formalin bisa”, ujarnya.
Serfianus juga berharap, Formaline ini nantinya bisa menjadi mediasi dari berbagai persoalan yang terjadi baik menyangkut suku, agama, dll, serta akan melibatkan stakeholder yang terkait, sehingga terjadi komunikasi yang baik dan tentunya akan menciptakan kondisi di wilayah Kab. Nunukan ini tetap aman dan kondusif.
“Faktor keamanan ini sangat penting, apalah artinya kita berkonflik jika menghambat pertumbuhan ekonomi dan kegiatan-kegiatan pembangunan. Ketika adanya ganguan-gangguan dari aspek keamanan tentu ini akan menjadi persoalan kita”,ungkap Serfianus.
Selain itu Serfianus juga mengatakan bahwa Kab. Nunukan ini berada di wilayah perbatasan, sehingga tugas masyarakatnya menjaga Kab. Nunukan agar tetap aman, kondusif, Serta mencegah hal-hal yang bersifat ilegal, baik obat-obatan terlarang, dan sebagainya yang masuk di wilayah Kab. Nunukan. (Prokompim)