NUNUKAN-Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Krayan, Kabupaten Nunukan mencapai Rp30 ribu perliternya.
Melonjaknya harga BBM dikarenakan kerusakan armada yang mengangkut BBM ke Krayan, mengalami kerusakan. Sementara pengangkutan BBM saat ini mengunakan pesawat Smac yang hanya berkapasitas kecil.
Tingginya harga BBM di Krayan, dikatakan Ketua Komisi III DPRD Provinsi Kalimantan Utara Yacob Palung, dari hasil tinjauannya di Krayan bersama pihak APMS, Masyarakat di sana mengeluhkan persoalan di antrian.
“Persoalan yang menjadi kendala selama ini adalah armada pengangkut Air Tractor (ATR) yang membawa kurang lebih 4 ton sekali drop. Kendalanya kerusakan di armada tersebut dan dalam perawatan, sambil menuggu sparepartnya yang didatangkan dari luar negeri,” ujar Politisi PDI Perjuangan, Jumat (3/6) saat meninjau rumah warga yang ambles akibat longsor.
“Kita juga belum tahu bagaimana dan apa yang menjadi persoalan mereka di sana, karena saya juga baru mendapatkan informasi kemarin,” tambanya.
Yacob menyebutkan, hal itu juga menjadi harapan masyarakat di Krayan terkait dengan pendistribusian, namun selama ini harga minyak menjadi langkah di sana karena adanya antrian masyarakat untuk kepentingan komersial. Artinya mereka mengantri itu dan nanti diperjual belikan kembali kepada pengecer.
“Untuk di APMS memang berjalan sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) dengan harga yang di Nunukan,” katanya.
Dikatakan Yacob, hanya saja persoalannya di armada yang digunakan saat ini adalah pesawat Smac yang mengantikan sementara pesawat Air Tractor. Sayangnya kapasitas lux dari Smac tidak seperti Air Tractor.
“ATR terbang langsung membawa tangkinya sendiri, kalau pesawat Smac ini membawa drum dengan kapasitas hanya 5 drum, kalau dibandingkan dengan ATR yang bisa membawa 4 ton artinya selisih 2.800 liter kekurangannya dalam perhari yang dimobilisasi ke Krayan, sehingga antrian minyak ini panjang pihak APMS nya mengatur supaya nanti dua kali pengangkutan baru bisa dibuka untuk didistribusikan,” terangnya.
Kendala lainnya yang menyebabkan harga BBM di Krayan meningkat dikatakan Yacob adalah tingkat kesulitan masyarakat untuk mendatangkan minyak ke suatu titik, misalnya minyak di drop ke Long Bawang dengan mobilisasi ke Perkampungan melalui jalan yang rusak parah sehingga yang mengangkut ke BBM itu harus beristirahat, bermalam dulu ditambah lagi kerusakan mobilnya yang sulit untuk mendapatkan sparepart, sehingga inilah yang menyebabkan adanya kenaikan BBM.
Ini yang menjadi keluhan masyarakat kemarin karena tidak sempat mendengar ataupun tidak mendapatkan informasi, kenapa tidak didistribusikan. Alasan APMS mereka menampung dulu hingga mencapai 2.500 ton, sehingga saat masyarakat mengantri itu bisa rata, sehingga tidak ada lagi yang tidak kebagian saat dibuka.
Disoal adanya permainan pengecer, Yacob menuturkan masih menunggu hasil penelusuran camat.
“Kita menunggu dari camat, apakah betul kuota yang didatangkan benar-benar didistribusikan oleh masyarakat. Kalau dilihat dari jumlah masuk dan antrian kuota tidak mencukupi, ini yang menjadi persoalan, ” tuturnya.
Menurut Yacob, untuk kebutuhan BBM di Krayan sudah terpenuhi namun ada yang sengaja membelanjakan dan dijual kembali kepada pengusaha atau kontraktor yang memiliki alat berat.
“Ini yang membuat antrian panjang dan minyaknya lari ke perusahaan. Dulu kita pernah mengusulkan kalau itu menjadi persoalan sebaiknya ada BBM yang Industri. BBM industri ini yang belum pernah saya lihat masuk di Krayan, sehingga minyak yang saat ini harganya melonjak menjadi kurang,” pungkasnya. (**)