NUNUKAN- Ada beberapa titik di wilayah Kecamatan Nunukan yang menjadi bulan-bulan banjir di saat musim penghujan, oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Nunukan melalui pemerintah Kecamatan Nunukan, melakukan kegiatan gotong royong membersihkan drainase dan sampah.
Pantauan Pembawakabar.com, Kamis (4/8), kerja bakti yang tinjau langsung ketua DPRD Kabupaten Nunukan dengan melibatkan Kelurahan Nunukan Tengah, DLH, Disdamkar, Dinas PUPR, Perumda Air Minum Tirta Taka, Babinsa, Babinkamtibmas fokus dilakukan di sekitar jalan pasar Pagi hingga Jembatan TVRI sebagai salah satu titik yang menumpuknya sampah botol plastik.
Kepada Pembawakabar.com, Hasan menerangkan, dalam kegiatan kerja bakti melibatkan semua instansi yang bisa membantu untuk penanganan banjir dan Sampah.
“Target kami itu Kecamatan Nunukan bebas banjir, oleh karena itu kami melibatkan DLH terkait dengan sampah, kemudian Dinas PU terkait dengan perbaikan-perbaikan yang akan dilaksanakan, Disdamkar pemadam kita minta untuk membersihkan sedimentasi karena walaupun bagaimana saluran-saluran ini jika sudah puluhan tahun tidak pernah dibersihkan maka ada dampak sedimen termasuk sampah-sampahnya sedimen itu,” katanya.
Lanjut dia, Kita melibatkan itu masyarakat, rt-nya kemudian Babinsa, Bhabinkamtibmas. Masyarakat yang kita ajak ini bukan masyarakat yang tinggal di sekitar situ, merkea belum kita libatkan karena kita baru.
“Kegiatan ini ketiga kalinya, ke depan saya mencoba untuk membuat ini sebagai sebuah kegiatan rutin, jadi rencana saya akan membentuk relawan namanya relawan Nunukan bergerak ini akronim dari Bersih Gemerlap dan Aktif (BerGerAk), jadi targetnya memang mau mewujudkan Kecamatan Nunukan sebagai daerah yang paling ramai sebagai ibukota kabupaten itu menjadi bersih.
“Nah itu targetnya, jadi memang kita mau melibatkan semua ke depan nanti mungkin dilibatkan juga BPBD, Satpol PP kemudian kalau di instansi vertikal itu yang biasanya rajin juga untuk membantu kita itu dari pamtas kita libatkan juga kalau dalam pekerjaan-pekerjaan berat, tapi kalau untuk pekerjaan-pekerja yang masih ringan yang masih bisa dilakukan oleh RT kemudian staf kecamatan dan kelurahan itu masih kami lakukan sendiri,”tambahnya.
Mantan Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkab Nunukan ini mengatakan, untuk kegiatan yang dilakukan untuk kedua kalinya, dimana kegiatan pertama kemarin dilakukan kerja bakti di masjid Almujahidin.
“Itu mudah-mudahan tidak ada banjir lagi, kita buktikan nanti pada saat musim hujan kalau misalnya masih banjir maka yang akan dibongkar itu yang di dekat PMI, karena ada orang yang membangun rumah di atas parit, itu yang kita coba pikirkan makanya melibatkan juga DPRD, karena ini kalau sudah terkait dengan panjang masalah anggaran itu pasti DPRD yang akan mengeksekusi, artinya kegiatan ini bukan Penanganannya memang tidak bisa jangka pendek saja tapi harus ada jangka panjang, nah jangka panjang ini tentu melibatkan DPRD.
Selain itu, kami juga melaporkan kepada Bupati kemudian berkoordinasi dulu dengan DPRD agar bisa di singkronkan nanti kalau misalnya ada anggaran yang kita butuhkan itu bisa disetujui oleh dewan.
“Harapan saya salah satunya ke masyarakat jangan membuang sampah di parit, karena saya lihat ini penyebab utamanya kan sampah dibuang di parit, sementara yang membuang tidak kena dampaknya yang kena dampaknya justru orang-orang yang ada di Hilir, yang membuangkan di atas sana tetapi yang terkena dampaknya ini adalah orang-orang yang ada di bawah. Jadi saya mau sosialisasikan juga perda sampah kepada masyarakat setelah kita sosialisasikan, masyaraakt sudah tahu aturannya apa, kemudian masih dilaksanakan juga maka penegakan aturan harus kita tegakkan,” tegasnya.
Untuk kegiatan selanjutnya, Hasan menyebutkan untuk titik ketiga di Kelurahan Nunukan Utara didekat ex pasar malam, dititik keempat di Jalan Antasari, kemudian didekat Bandara. Masalah dekat bandara cukup berat karena memang air pembuangan dari atas itu tidak ada pembuangan keluarnya jadi air seperti kolam penampungan kemudian itulah yang meluap sampai ke rumah warga.
“Ini butuh anggaran dan jangka panjang untuk penanganan serius, karena mau dibuatkan saluran untuk sodetannya sehingga bisa dialirkan ke laut,”tuntas Hasan Basri. (**)