NUNUKAN-Lembaga Adat Tidung Kabupaten Nunukan mengelar karnaval seni budaya adat Tidung, di Rumah adat Tidung, Desa Binusan Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Senin (18/7).
Kegiatan Karnaval yang digelar selama dua hari (18-20 Juli 2022), dikemas dengan ajang silahturahmi sekaligus halal bi halal tersebut dihadiri Panglima Jillah dan rombongan Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR) pasukan merah, juga rombongan komunitas masyarakat adat Tidung Sabah, Malaysia.
Kordinator Lembaga Adat Tidung Kabupaten Nunukan, H. Sura’i menerangkan, kegiatan yang laksanakan maksud dan tujuan adalah untuk senantiasa mampu melestarikan seni budaya Tidung pada khususnya dan seni budaya rumpun Dayak pada umumnya di seluruh kawasan Borneo, Indonesia. Sedangkan tujuannya adalah silaturahmi.
“Sebgai orang muslim baru saja selesai melaksanakan hari raya Idul Adha, biasa kita itu senantiasa selalu mengadakan halal bi halan, jadi ini juga rangkaian daripada Idul Adha. Hari ini dihadiri rekan-rekan kita dari Malaysia, kemudian juga beberapa orang perwakilan dari Kuala Lumpur,”kata Sura’i.
Dia juga menerangkan, dengan kegiatan yang dilaksanakan, kita memberi hiburan kepada masyarakat Kabupaten Nunukan, karena di Kabupaten Nunukan sangat kesulitan untuk dapat hiburan-hiburan yang bernuansa adat dan daerah karena kita berada di satu pulau yang tidak terhubung dengan pulau-pulau lain yang ada tidak terhubung dengan provinsi kabupaten/kota lain yang ada di daratan Kalimantan.
“Sehingga khusus kita datangkan teman-teman dari Kalimantan Barat, dari Bulungan untuk hadir di sini semata-mata untuk memberikan hiburan kepada masyarakat,” terangnya.
Adapaun kesenian yang ditampilkan dalam kegiatan tersebut, Kesenian Kunto, rudol, dan jepen dan kadanlieo dan beberapa kegiatan tradisional lainnya.
“Kegiatan ini kita laksanakan hingga malam untuk memberikan hiburan kepada masyarakat yang ada di pulau Nunukan,” jelasnya.
Ditanya mengenai kegiatan karnaval seni budaya untuk dimasukan dalam agenda tahunan, Sura’i menerangkan jika kegiatan tersebut baru dilakukan sebagai awal permulaan. Namun tidak kemungkinan akan dimasukan dalam agenda tahunan bersama dengan Iraw.
“Untuk sekarang kita sudah punya agenda tahunan Iraw, kita pemanasan dulu. Tapi nanti ini akan masuk ke di agenda Iraw nantinya,” sebutnya.
Dia berharap dengan karnaval seni budaya Tidung yang digelar untuk melestarian seni dan budaya serta menginggatkan kepada generasi untuk mencintai budaya sendiri.
“Secara kelembagaan harapannya seni dan budaya daerah ini dapat dilestarikan, untuk memperkaya seni dan budaya nasional atau negara, menginggatkan anak-anak muda kami untuk dari sekarang mulai cinta seni budaya daerah kita, agar nanti dapat lestari. Karena kalaupun kita biarkan dan kita tidak lestarikan maka siapa lagi yang akan melestarikannya,” imbuhnya.
Bahkan H. Sura’i juga berharap pemerintah daerah mendukung kegiatan lembaga adat Tidung dalam melestarikan budaya.
“Kepada pemerintah harapan kami besar, setiap ada acara pasti kami perlu dana, nah yang menangani tentang kebudayaan, pariwisata dan seni kiranya melirik kegiatan kami. Kegiatan ini murni mengunakan dana sendiri, kami tidak akan pernah melibatkan perusahaan dan pemerintah tapi kami tetap butuh itu, kami tidak akan bisa apa-apa. Jadi harapan kepada pemerintah yang paling besar, sehebat apapun kami sebagus apapun kami akan melaksanakan kalau tidak ada dukungan dari pemerintah secara moril dan materil, kami tidak bisa berbuat apa-apa,” ujarnya.
Selanjutnya, rangkaian kegiatan besok akan dilaksanakan di air terjun dan hutan mangrove desa Binusan, selanjutnya Komunitas adat Tidung Sabah, Malaysi akan melakukan keliling Kaltara, setelah Nunukan, akan ke Sembakung lalu ke Malinau, lalu ke KTT, Tarakan dan kembali ke Nunukan kemudian kembali ke Malaysia. (**)