Kepala BNNP Kaltara Launching Desa Binusan Sebagai Desa Bersinar, Henri: Saatnya bukan mencega tapi Lawan Narkoba

NUNUKAN-Maraknya peredaran Narkoba bukan lagi persoalan lokal, kasus ini telah menjadi problematika dunia dan musuh bersama. Distribusi Narkoba lintas negara yang kian merajalela, seolah ingin membawa pesan bahwa ‘momok’ benda terlarang ini tak mengenal ujung.

Kabupaten Nunukan sebagai kawasan yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia merupakan salah satu celah bagi mafia benda haram perusak generasi ini untuk mengedarkan ke Indonesia. Beberapa kasus penangkapan dan penyergapan penyeludupan narkoba yang terus meningkat, menandakan perlunya upaya lebih dalam pencegahan maupun pemberantasan bahkan Melawan barang haram tersebut.

Salah satu Desa di Kabupaten Nunukan yakni Desa Binusan ikut menyatakan diri untuk perangi narkoba menjadi desa Bersih narkoba (Bersinar), Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNK) Kalimantan Utara Brigjen Pol Henri Simanjuntak secara lagsung melaunching desa Binusan sebagai Desa Bersinar (Bersih Narkoba). Sebagai bentuk Desa yang berupaya untuk pencegahan dan penanganan penyalahgunaan serta melawan Narkoba di desa yang dikelola secara mandiri oleh Pemerintah Desa bersama dengan masyarakat desa.

Henri Simanjuntak mengatakan, Desa bersinar adalah desa yang bersih dari Narkoba apapun namanya sah-sah saja namun yang intinya adalah bagaimana desa ini terbebas dari penyalagunaan narkoba. Bukan harus nama desa bersinar. “Diversi TNI Polri adanya desa Tangguh dan Trenginas, namun kalau dikatakan desa Tangguh tapi salah satu unsurnya penyalagunaan narkoba disitu masih marak apakah itu bisa dikatakan desa Tangguh kan tidak. Begitu juga desa Trengginas,” ujar Henri kepada awak media, Rabu (12/8).

Dia juga menyebutkan dari BNNP, Slogan lawan narkoba itu kita melakukan penegakan hukum, itu pasti dan upaya kita yang dari dulu dan berupaya menyadarkan masyarkat agar betul-betul melakukan perlawann narkoba.

“Bukan hanya kita anti, menghindar atau menjauhi narkoba atau membiarkan saja tetapi kita berupaya menyadarkan masyarakat dan bersama-sama melakukan perlawanan, misalnya ada yang menjadi korban penyalagunaan narkotika sampaikan ke kita, kita akan lakukan rehabilitasi begitu perwujudannya, bukan didiamkan saja” kata Henri.

“Ini bukan hanya persoalan terpapar, korban narkoba lalu kita lakukan penegakan hukum terus dipenjara, tetapi bagaimana kita memulihkan orang-orang yang menjadi penyalagunaan narkoba ini ,” tegasnya.

Kalimantan Utara yang menjadi salah satu jalur perlintasan barang haram ini, untuk mengefektifkannya itu dikembalikan dari kemampuan sumber daya yang ada dilembaga pemerintahan. Apakah mampu menutup pintu-pintu masuk itu, namun dengan terbatasnya sumber daya, kita lakukan segala upaya dalam penjagaan.

“Itu sudah diwujudkan dan dibuktikan oleh teman-teman dari pamtas mereka melakukan penangkapan terhadap kurir pembawa barang haram tersebut, kemudian Polres Nunukan yang berhasil mengamankan seorang mahasiswa, itu juga upaya yang sudah dilakukan. Tetapi upaya ini kalau hanya dicegah masuk ke Indonesia sementara kita tidak pernah bereskan masalah permintaan terhadapnarkoba ini itu akan terus masuk dan kita akan repot menghadapinya. Kenapa kita tidak mencontohi negara Malaysia saja narkoba ini lewat disana tapi tidak dipasarkan dan  bisa di Indonesia juga begitu Cuma lewat saja di Indonesia tapi dipasarkan di luar negeri lagi,” terangnya.

Henri mengatakan, oleh karena itu upaya yang kita lakukan adalah penyadaran kepada Masyarakat jangan sampai menjadi salah satu pengkomsumsi narkoba ini dan disampingi itu kita melakukan penegakan hukum.**

[jetpack-related-posts]