Masyarakat Toraja di Nunukan Diberikan Waktu 5 Hari Melaksanakan Ritual Ma’nene

NUNUKAN-Ritual Ma’nene adalah ritual tradisional adat suku Toraja dimana jenazah leluhur keluarga Toraja akan dibersihkan, digantikan baju dan kainnya.

Tradisi Ma’nene merupakan ritual dalam masyarakat Toraja. Dimana, mayat yang sudah berusia puluhan bahkan ratusan tahun dikeluarkan dari liang kubur untuk dibersihkan dan diganti pakaiannya.

Bacaan Lainnya

Ritual Ma’nene termasuk dalam upacara rambu solo’ (kematian). Ritual ini merupakan tradisi yang masih dipertahankan.

Ma’nene dipahami sebagai cara memperhatikan mendiang nenek moyang.

Di Kabupaten Nunukan ritual tradisional adat suku Toraja setiap tahunnya dilaksanakan, tahun ini kegiatan dilaksanakan selama 5 hari (15-19 April 2022) berdasarkan hasil rapat para ketua adat Ikatan Keluarga Toraja (IKAT), Persatuan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI).

Wakil Ketua IKAT Nunukan Joni Sabindo saat ditemui di Pemakaman Kristen Persemaian menjelaskan berdasarkan hasil rapat tokoh masyarakat Toraja yang ada di Kabupaten Nunukan, yang diinisiasi oleh ketua IKAT Nunukan dan ketua PMTI Nunukan salah satu keputusan hasil rapat mengenai kegiatan di Pemakaman Kristen setiap Jumat Agung usai melaksanakan ibadah di Gereja masing-masing, setiap warga toraja di persilahkan melaksanakan kegiatan Ma’nene.

“Sesuai hasil rapat kegiatan ini mulai pukul 12.00 wita, masyarakat Toraja dipersilahkan melaksanakan kegiatan Ma’nene dan diberikan kesempatan selama 5 hari terhitung hari ini,” jelas Joni Sabindo, Jumat (15/4).

“Jadi pada hari selasa akan dilakukan ibadah untuk mengakhiri kegiatan Ma’nene di pemakaman ini. Nanti ibadah disatukan untuk menutup semua kuburan atau patane yang dibuka,” terang Pria yang akrab di sapa Bindo.

Dikatakan Bindo, kegiatan ini berlaku untuk seluruh warga Toraja yang ada di Kabupaten Nunukan seperti pemakaman kristen yang ada di Nunukan seperti Binusan dan Persemaian.

” Ya, berlaku untuk semua warga toraja yang ada di Kabupaten Nunukan,”tuturnya.

Lebih lanjut Bindo menambahkan, berdasarkan hasil rapat keputusan untuk lima (5) hari ini sudah final. Namun tentunya pasti ada kekurangan-kekurangan terkait kegiatan ini.

” Terkait kegiatan ini kita akan evaluasi kembali, dimana kekurangan-kekurangan itu dan hal-hal apa saja yang harus kita benahi. Namun untuk yang ditetapkan selama 5 hari ini berlaku untuk seterusnya, tetapi kita belum tahu apakah ke depannya ada perubahan,”ujar Bindo.

Dia berharap dengan aturan yang telah ditetapkan dipatuhi oleh seluruh masyarakat Toraja di Kabupaten Nunukan.

” Karena ini menyangkut kebersamaan dan kebaikan masyarakat Toraja yang ada di Kabupaten Nunukan, sehingga tidak ada lagi kegiatan-kegiatan yang dilakukan perorangan yang seakan terlihat tidak adanya kekompakan, dan ini kita lakukan berdasarkan saran dan masukan dari orang tua-tua dan tokoh kita yang lebih mengerti dan paham kegiatan Ma’nene,” demikian Joni Sabindo. (**)

[jetpack-related-posts]