NUNUKAN-Sebanyak 223 usulan dibahas dalam forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Nunukan Selatan yang bertema Kita Kolaboratif, Inovatif, Tangguh, Aspiratif.
Usulan tersebut merupakan usulan dari 4 Kelurahan yaitu, Kelurahan Selisun, Kelurahan Nunukan Selatan, Kelurahan Mansapa dan Kelurahan Tanjung Harapan.
Camat Nunukan Selatan Baharuddin D Sutte menjelaskan hasil musrenbang ini pada bulan Januari lalu kita sudah melaksanakan musrenbang di tingkat Kelurahan sesuai mekanisme yang harus dilakukan dan dilewati mulai dari Musrenbang Kelurahan lalu tingkat Kecamatan kemudian Kabupaten, Provinsi dan nantinya ke tingkat Nasional.
“Hasil musrenbang di tingkat Kelurahan ada sebanyak 200 lebih usulan, karena terlalu banyak usulan kami melakukan pra musrenbang membahas ulang program yang diusulkan yang prioritas. Dari pra musrenbang tersebut itulah tadi yang kita angkat di musrenbang Kecamatan dan usulan itulah yang kita prioritaskan yang nantinya akan kita bawa ke tingkat Kabupaten,” ujar Baharuddin.
Mudah-mudahan usulan yang dibawa ke Kabupaten Nunukan ada yang bisa di akomodir dan bisa dilaksanakan untuk tahun 2023.
Keinginan kita jangankan 1 atau 2 usulan yang di akomodir, kalau bisa 10. Semakin banyak yang di akomodir semakin senang, itulah tujuan kita termasuk ketua RT saat musrenbang di tingkat Kelurahan itu juga keinginanya.
“ Mudah-mudahan apa yang diusulkan masyarakat bisa terakomodir Cuma kita kembali lagi dengan kemampuan anggaran kita di Kabupaten mampu atau tidak. Makanya kita saat musrenbang memilah-milah usulan yang kita anggap prioritas, namun di tingkat Kabupaten nanti kita pertemukan apakah ada program-program dari Dinas, karena di samping musrenbang juga mempertemukan perencanaan yang dari bawah dengan perencanaan yang dari atas. Mungkin ada kebijakan-kebijakan bersifat program nasional, kalau dari kami kelurahan dan kecamatan program yang benar-benar dirasakan oleh masyarakat kita,”ujarnya.
“Seperti yang saya sampaikan tadi bahwa kelanjutan jalan Lingkar, baru sebellah jalan dikerjakan tetapi sudah dinikmati dan setiap sore masyarakat banyak melakukan aktivitas di sana seperti olahraga maupun kegiatan lainnya, saat jalan sudah tidak berdebu lagi. Apalagi nanti kalau jalan Lingkar itu sudah terbangun mengelilingi Kabupaten Nunukan tentu ini hal yang luar biasa dan pasti sangat membantu meningkatkan perekonomian kita kedepan,” tuturnya.
Kemudian kelanjutan mengenai pembangkit listrik tenaga mesin gas 10 Mega watt, kita sadari selama ini salah satu kelemahan kita di Nunukan adalah daya listrik yang kurang. Karena kemampuan daya mesin kita yang sekarang baik yang di Sebaung maupun di Sei Bilal tidak mampu memenuhi kebutuhan kita.
“Bagaimana ke depannya daerah kita bisa berkembang kalau daya listrik terbatas dan juga pembangunan kita semakin meningkat dan membutuhkan listrik. Saat investor masuk pasti juga mempertanyakan bagamana kemampuan daya listrik yang ada di Nunukan, ini menjadi kekurangan dan ini hal yang prioritas,” terangnya.
Dia juga menyebutkan semua sudah menyadari bahwa icon Nunukan Selatan merupakan sentra rumput laut, makanya kita harus konsen dan ini tidak perlu mencari lagi apa yang harus dilakukan di Nunukan Selatan.
“Kita sudah melihat beberapa tahun terakhir ini rumput laut sangat menunjang perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat kita yang ada di Nunukan Selatan, jadi itu kita harus fokus ke situ, Cuma sayangnya kita hanya sebatas membudidaya hasilnya lalu dijual dan belum ada sejenis pengolahan rumput laut untuk dikelola menjadi bahan atau apa termasuk pemasarannya,”
“Kita masih sangat rentan sekali kalau harga rumput laut selama ini masih berfluktuasi. Paling tidak ada perusahaan atau investor yang menanamkan modalnya di Kabupaten Nunukan yang bisa menampung rumput laut yang sudah diolah dalam bentuk kemasan,” pungkasnya. (***)