Pemkab Nunukan Fokuskan Tanggani Stunting 2021

NUNUKAN – Pemerintah Kabupaten Nunukan terus berupaya melakukan penurunan angka stunting pada pertumbuhan anak di daerah wilayahnya.

Hal itu terlihat saat Sekretaris Daerah Kabupaten Nunukan Serfianus bersama Bappeda Litbang Provinsi Kalimantan Utara melakukan Vidcon membahas stunting kesehatan.

“Stunting merupakan kondisi gagalnya pertumbuhan tubuh dan otak anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, perawakan anak lebih pendek dari anak seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir,” Ujar Serfianus.

Percepatan penanganan stunting menjadi salah satu fokus progam di bidang kesehatan maupun sektor lainnya untuk mengantisipasi kondisi gizi kronis yang mengakibatkan anak tumbuh dengan kondisi yang tidak maksimal, hal ini menjadi perhatian bersama seusai dengan program nasional yang akan menuntaskan persoalan stunting di seluruh Indonesia.

“Hari ini berdasarkan rembuk bersama, kami coba memetakan penanganan stunting di Kabupaten Nunukan untuk tahun 2021.
Karena visi pemerintah memprioritaskan dampak stunting dalam hal penanganan stunting, baik pusat maupun daerah,”Ujar Dia.

Melalui rembuk stunting ini, lanjut Serfianus, menghasilkan kesepakatan bersama yang akan disiapkan rencana aksi 2021.

“Terdapat dua persiapan yang dapat dilakukan dalam mengatasi permasalahan stunting kedepannya, pertama kami mempersiapkan terpadunya program stunting yang melibatkan beberapa OPD terkait, kedua menyiapkan skema dana desa untuk mengatasi stunting diseluruh tingkatan desa,” Sebutnya.

Dia berharap pertemuan rembuk stunting ini dapat menghasilkan komitmen bersama untuk percepatan penanganan dan penurunan stunting yang menjadi dasar gerakan penurunan stunting di Kabupaten Nunukan melalui integrasi program atau kegiatan yang dilakukan antar perangkat daerah, penanggungjawab layanan dan kesadaran partisipasi masyarakat sehingga penurunan stunting di Kabupaten Nunukan dapat terwujud secara perlahan.

“Ini merupakan tanggungjawab kita bersama, karena stunting tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan badan anak, makanya kita harus dapat bersinergi, guna menghasilkan solusi-solusi yang konkrit dalam mengatasi masalah stunting,’’ Ungkapnya.

Berdasarkan laporan dinas kesehatan, bersumber dari hitungan Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) Nunukan, angka stunting balita di tahun 2018 mencapai 27 persen, kemudian di tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 25 persen, lalu ditahun 2020 on proses dengan presentase penurunan sebesar 22 persen. Artinya Kabupaten Nunukan Berhasil mencegah dan menurunkan secara perlahan kasus stunting dari tahun ke tahun dengan 2-3 persen. **

[jetpack-related-posts]