NUNUKAN – Wakil Bupati (Wabup) Nunukan H. Hanafiah mengajak semua lapisan masyarakat terlibat dalam menangani kasus stunting secara nasional yang masih terbilang tinggi, termasuk Kalimantan Utara, khususnya di Kabupaten Nunukan.
Dengan angka stunting yang tinggi tersebut, pemerintah daerah Nunukan pun telah melakukan sejumlah upaya agar penyebab stunting dapat diantisipasi.
Wabup Hanafiah menjelaskan, bukan saja persoalan stunting yang menjadi atensi pemerintah, tapi juga persoalan wasting pada balita termasuk anemia dan kurang energi kronik pada ibu hamil.
“Stunting tidak saja berdampak pada tumbuh kembang anak tetapi secara jangka panjang akan mempengaruhi perkembangan emosional anak serta kerugian ekonomi,” terang wabup Hanafiah belum lama ini.
Menurutnya, untuk menanggulangi permasalan tersebut, semua pihak bertanggung jawab dan dapat mengatasinya dengan pemenuhan gizi yang baik selama seribu hari pertama kehidupan anak termasuk menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat.
“Di tingkat pemerintahan desa, telah diatur dalam PP Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN dapat dimanfaatkan selain penyelenggaran pemerintah desa, juga pembangunan dan pemberdayaan masyarakat dan kemasyarakatan. Sehingga dana desa dapat digunakan untuk kegiatan penanganan stunting sesuai mekanisme yang telah diatur,” paparnya.
Selain itu, dirinya juga telah menginstruksikan setiap kepala OPD agar terlibat dalam penanganan stunting dengan mengasuh dua anak.
“Semua sudah diintruksikan, jika program ini berjalan dengan baik dan lancar, saya yakin kita akan dapat menekan angka sunting,” pungkasnya. (**)