NUNUKAN-Jemaat Eben Haezer Kabupaten Nunukan mengelar ibadah syukur penahbisan dan peresmian Gedung Gereja Toraja Jemaat Eben Haezer Nunukan, di Jalan Sutanto Kelurahan Nunukan Tengah, Kecamatan Nunukan, Sabtu (26/11).
Ibadah syukur tersebut mengangkat tema “Bertambah Teguh Dalam Iman dan Pelayanan Bagi Semua”.
Penabhisan gereja Toraja jemaat Eben Haezer Nunukan ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pemotongan pita oleh Ketua II Badan Pekerja Majelis Sinode (BPS), Pendeta Musa Sikombong, M, Th.
Pantauan Pembawakabar.com, kegiatan sejak pagi dilaksanakan dengan pawai membawa let’toan yang berisi hewan babi diiringi irama dan goyanangan adat Toraja.
Ketua Panitia Zet Simon, S. Pd yang ditemui menjelaskan, Pentahbisan Gedung Gereja Toraja Eben Haezer ini kita laksanakan selama tiga hari. Kegiatan ini sudah dimulai sejak tanggal 24 November 2022 hingga hari ini 26 November 2022.
Pada 24 November 2022 kita melaksanakan pra pentahbisan yaitu berbagai kegiatan lomba, di hari kedua kita melakukan penjemputan tamu dari luar daerah baik dari Toraja, Balikpapan dan Kaltara.
“Pentahbisan ini dilakukan sebagai bentuk ungkapan syukur kita atas selesainya seluruh komponen utama dalam pembangunan Gereja Toraja Jemaat Eben Haezer Nunukan. Jadi semua jemaat di gereja Toraja ini bersyukur dengan tidak meninggalkan budaya selaku orang Toraja,”
“Ungkapan syukur itu terlihat dari hewan ternak yang disimpan di dalam wadah yang kami beri nama let’toan, ada beberapa kelompok dari warga Toraja yang menaikkan syukur bersama-sama dengan kami. Jadi pesertanya bukan dari jemaat gereja Toraja saja, tetapi seluruh masyarakat Toraja yang ada di Kabupaten Nunukan,” terang Zet.
Dia menyebutkan peresmian gereja Toraja Jemaat Eben Haezer sebelumnya telah dilaksanakan dua kali, pertama itu dilakukan pada gereja lama dan kedua yang saat ini diresmikan.
“Karena kita sudah diberkati Tuhan mempunyai gedung gereja yang baru, dan kita melaksanakan peresmian hari ini. Kemudian bangunan ini kokoh dan megah, karena kemegahannya ini setiap warga yang bergereja di dalamnya perlu bermegah kasih, bukan hanya bangunan yang megah tapi yang terpenting manusianya yang megah yaitu megah kasih meneladani ajaran Kristus,” terangnya.
Lebih lanjut, Zet menerangkan gereja Toraja tidak bisa lepas dari kebudayaan Toraja, namanya gereja Toraja identik dengan Ketorajaan itu harus selalu ikut.
“Let’toan itu mengambarkan suatu bentuk ungkapan syukur masyarakat Toraja terhadap berkat Tuhan selamai ini yaitu selesainya pembangunan gereja ini. Let’toan yang masuk dalam rombongan ada 25 ekor babi yang sumbernya dari Jemaat, Kerukunan-kerukunan warga Toraja, bahkan warga yang tidak bergereja di gereja Toraja turut memberikan ungkapan syukur itu,” sebutnya.
Dia pun berharap, kegiatan yang dilaksanakan bukan hanya sekedar seremonial belaka, tetapi ada hikmah yang penting.
“Kita sama-sama merayakan penuh kasih dan ungkapan syukur maka hendaknya itu bukan hanya berlaku untuk saat ini saja. Makanya harus ditanamkan terus dalam berjemaat, juga di luar dari pada kita ketika kita menjadi masyarakat hendaknya kasih itu juga tetap diperlihatkan dan selalu bersyukur dimana kita tinggal dan bertemu,”pungkasnya.
Pada kegiatan itu, dihadiri Camat Nunukan, Kemenag Nunukan, Para Pendeta se Kabupaten Nunukan, Camat dan Lurah, Kodim 0911 Nunukan, Lanal Nunukan, Lembaga Adat Dayak, Pasukan Merah TBBR.
Dalam rangkaian kegiatan itu dilaksanakan makan bersama dan pemberian cinderamata kepada Pendeta yang pernah melayani di gereja Toraja Eben Haezer. (**)