RSUD Nunukan Bakal Miliki CT Scan 64 Slide dan Caterisasi Laboratorium

NUNUKAN-Bukan hanya fokus memberikan pelayanan kesehatan masyarakat, RSUD Nunukan sebagai rumah sakit (RS) tipe C juga getol memberikan edukasi kepada publik. Di antaranya lewat program Justalk Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan di Wilayah Perbatasan yang diproduksi media center RSUD Nunukan.

Bacaan Lainnya

Kegiatan ini dihadiri Bupati Nunukan Hj. Asmin Laura Hafid, SE, MM, Ph.D, Kepala Dinas Kesehatan Miskia, Direktur RSUD Nunukan dr. Dulman, Sp.Og serta awak media, Selasa (23/8).

Dalam justtalk tersebut, Dulman mengatakan, Stunting adalah masalah nasional, preventif itu penting tetapi jangan sampai sudah stunting baru kita berusaha. Stunting itu bukan dilihat dari tinggi badan melainkan dari masa kehamilan, makanan dan minuman apakah memenuhi kebutuhan si ibu hamil tersebut.

“Banyak yang memaksa untuk menikah namun kondisi gisi buruk, di sinilah yang bisa melakukan edukasi supaya jangan hamil dulu sebelum kondisi kesehatannya baik, karena mengalami periode hamil 9 bulan lebih. Saat memasuki masa kehamilan 5 bulan si ibu hamil ini pasti mual mual dan banyak yang dibutuhkan tidak dalam bergizi,”ujar Dulman.

Stunting ini merupakan yang berpengaruh pada organ tubuh manusia, saat hamil banyak pemikiran dan lain sebagainya, sehingga saat lahir bayi itu akan pendek. “Kalau kita memberikan gizi saja itu untuk pertumbuhannya saja, tetapi otak dan organ lainnya itu sudah tidak baik lagi,” jelasnya.

Tidak hanya Stunting, Dulman juga menjelaskan mengenai penyakit kelamin (HIV). Ia mengungkapkan, Rumah sakit dan Dinas Kesehatan melakukan skinning atau pemeriksaan rutin, supaya saat ditemukan penyakit kelamin itu harus dikawal.

“Kita ada SOP nya dan kita lakukan pengawasan. Hiv di Nunukan sudah bermunculan karena ada beberapa pasien saya yang hiv hamil. Penyebaran Hiv dari darah dan kontak seksual bukan dari nyamuk”jelasnya.

Dulman juga menjelaskan mengenai peralatan di RSUD Nunukan salah satunya CT Scan selama ini menjadi masalah kesehatan karena memang ada beberapa pasien yang seharusnya di CT Scan namun karena alatnya rusak sehingga harus dirujuk RSUD Tarakan.

“Alat-alat diagnostik seperti CT Scan memang hanya suatu alat diagnostik saja, lebih dari itu untuk pemeriksaan fisik dan Amnesti itu adalah satu metode yang kita miliki untuk mendiognosa suatu penyakit, tetapi kita selalu mengupayakan kemajuan dari pada pelayanan RSUD Nunukan,”

“Tahun ini kita mendapatkan layanan CT Scan dengan 64 slide yang diberikan oleh Kementerian untuk pengadaan tahun 2022 dan tahun ini pelaksaannya. Kita berdoa saja semoga tidak ada hambatan dalam pelaksaannya untuk pengadaan CT Scan tersebut, karena CT Scan tersebut sudah kita dapatkan di tahun ini. Sehingga masyarakat kita yang ingin CT Scan tidak perlu lagi dirujuk ,” jelasnya.

Direktur RSUD Nunukan ini menyebutkan, pihaknya akan menambahkan layanan baru, dikarenakan adanya CT Scan yang baru nantinya bisa memberikan layanan bedah syaraf. Karena banyak pasien yang membutuhkan bedah syaraf namun harus ditunjang dengan diagnostik melalui CT Scan untuk mengetahui suatu titik penyakit misalnya jaringan otak.

“Selain CT Scan kita juga mendapatkan Caterisasi Laborarium yang bisa digunakan bagi pasien setruk dan jantung bagi pasien dewasa dan anak, bersamaan dengan CT Scan kita mendapatkan Caterisasi Laboratium di tahun ini,” pungkasnya. (*)

[jetpack-related-posts]