SEBATIK-Persoalan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, dikeluhkan sopir truk dan Pick up diesel dan para petani di karenakan sulit mendapatkan solar sejak beberapa waktu belakangan hingga hari ini.
Salah satu sopir truk yang tidak ingin disebutkan namanya saat ditemui Pembawakabar.com, Jumat (10/2) di Sebatik, mengatakan sejak beberapa hari SPBU sudah tidak menyediakan solar subsidi.
“Kita sudah ikut antri tapi tidak mendapatkan solar subsidi, namun dialihkan ke solar non subsidi, secara ekonomi kita tidak mampu untuk membeli karena harganya yang mahal,” ujarnya.
Menurutnya, sulitnya mendapatkan Solar berimbas dengan penghasilannya yang memuat kelapa sawit.
“Sekarang sangat sulit untuk bergerak, tidak maksimal. Biasanya bergerak sampai sehari itu bisa pulang pergi 5 kali, tapi karena gara-gara solar tidak ada kita bingung, penghasilan juga tidak menutupi kalau mau beli solar non subsidi,” terangnya.
Tidak hanya berdampak kepada Sopir truk dan Pick up saja, namun juga berdampak ke ekonomi masyarakat khususnya Petani kelapa sawit karena tidak dimuat akhirnya sawitnya busuk.
“Kita berharap SPBU bisa menyediakan solar ini karena kami juga membutuhkan sekali, kalau tidak bagaimana nasib anak istri kami, mau makan apa kalau kami tidak bekerja. Para petani sawit juga kasian kalau kami tidak muat sawitnya tentu mereka juga terdampak dari kerugian sawitnya membusuk dan ekonominya. Kami berharap ini secepatnya teratasi jangan sampai kami turun melakukan aksi yang lebih keras,” tegasnya.
Sementara itu, Owner PT. Soppeng Cahaya Nunukan Hj. Yuli menjelaskan, jika solar habis itu bisa dicover dextlite kami yang tidak pernah kosong.
“Solar kami yang masuk tiap bulan hanya 30 ton dan itu hanya dua hari habis tergantung pembeli,” ujar Hj. Yuli.
Menurutnya, berdasarkan undang-undang truk itu tidak boleh mengunakan kalau pemilik lahan dibawah dari dua hektar kebunnya.
“Subsidi itu untuk rakyat miskin begitu aturannya. Kalau petralite habis karena dibeli orang,” ujarnya.
Karena tidak terima ditanyakan persoalan BBM yang dalam beberapa hari habis, Yuli menyebut jika wartawan Pembawakabar.com seakan menyudutkan.
“Bapak bertanya menyudutkan kami, saya punya waktu hanya 10 menit karena saya ada kesibukkan lain,” ujarnya.
Namun saat dijelaskan mengenai Masyarakat yang mengeluh soal BBM habis, Yuli menjawab dengan nada tinggi “Siapa yang berteriak, sopir truk kemarin dulu sudah konfirmasi ke saya soal kedatangan mereka apakah demo, ternyata bukan. Berapa sih pak supir truk di sini (Sebatik) kami bisa tahu semua itu tidak banyak,” kata Hj. Yuli.
Dia bahkan mengatakan kembali bahwa saat ini ada pengalihan pertamax saat pertalite habis, solar habis ada pengalihan dexlite. Mereka (Sopir) tidak mau mengunakan, yang perlu diperhatikan itu adalah subsidi tepat dan siapa yang mengunakan subsidi ini.
“Ini seakan mencari kesalahan, siapa yang salah yang jelas saya menjerit karena memang adanya BBM Malaysia itu berdampak ke saya. Kalau memang butuh solar silahkan bersurat, tanda tangan dan masukan STNK Mobil saya akan kirim ke Pertamina untuk menambahkan kuota, itupun kalau dikasih dan saya tidak menjamin. Tetapi kalau dikasih silahkan ambil semuanya,” terangnya. (*)