NUNUKAN – Meningkatkan komoditas unggulan Kabupaten Nunukan, Bupati Nunukan Hj. Asmin Laura Hafid inginkan ada industry hilir di Kabupaten Nunukan yang nantinya dapat mengarap komoditas unggulan diantaranya rumput laut, kayu, ikan, dan kelapa sawit.
Dengan adanya industri hilir diyakini mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat dan memberi nilai tambah yang semakin besar terhadap komoditi tersebut.
Dalam Acara Forum Perkebunan di Kantor Bupati Nunukan, Senin (21/9). Bupati Laura mengajak para investor yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit untuk berani membuka pabrik pengolah produk turunan kelapa sawit di Kabupaten Nunukan.
Karena menurutnya, selama ini kelapa sawit dijual ke pasar luar negeri dalam bentuk CPO yang harganya sangat fluktuatif, sehingga sering kali menimbulkan gejolak harga.
“Kalau untuk rumput laut mudah – mudahan tidak lama lagi akan segera launching pabrik pengolahanya. Saat ini pembangunannya sudah mencapai hampir 80 persen, tinggal menunggu ada satu alat yang harus didatangkan dari China. Karena saat ini China masih lockdown, makanya masih kita tunggu,” Ujar Laura.
“Saya berharap, untuk sektor kelapa sawit segera ada yang berani memulainya, karena (hilirisasi industry) ini juga menjadi target pemerintahan saya. Sebetulnya sudah ada beberapa investor yang menghubungi saya dan melakukan penjajakan, namun karena saat ini hampir semua perusahaan perkebunan kelapa sawit sedang menghadapi banyak masalah makanya banyak yang menunda rencana tersebut,” Tambah Laura.
Dia menegaskan bahwa pemerintah bersikap ‘welcome’ dan akan menyambut dengan tangan terbuka kedatangan investor yang memiliki komitmen sungguh – sungguh untuk melakukan hilirisasi terhadap komoditas – komoditas yang ada saat ini. Kemudian berbagai fasilitas dan kemudahan juga akan diberikan kepada para investor tersebut.
“Saya percaya jika ada hilirisasi terhadap komoditas – komoditas tersebut maka PDRB kita akan meningkat, banyak tercipta lapangan kerja, dan nilai tambah dari komoditas tersebut juga akan naik. Saya yakin peluangnya masih sangat terbuka, di sektor rumput laut misalnya, kalaupun nanti pabrik baru itu beroperasi, maka masih ada 10 pabrik lagi yang bisa dibangun, karena kapasitas pabrik itu tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan jumlah produksi rumput laut di masyarakat,” Pungkasnya. (HUMAS/Oktav)