NUNUKAN-Suara lantunan ayat suci Al Quran yang di bacakan oleh Arta Prima, juara I lomba Hifdzil Quran jus 30 jenjang MA yang diselenggarakan lembaga pendidikan Ma’rift nahdatlul Ulama Kaltara terdengar sangat menyejukan hati sebagai pembuka acara Training Dai’yyah Muslimah Hidayatullah Kalimantan Utara.
Acara tersebut dibuka oleh Kabag Kesra H. Tuwo yang didampingi Ketua Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Nunukan Ust. Ahmad Junaidi dan diselenggarakan oleh Pengurus Daerah Muslimat Hidayatullah Nunukan, bertempat di Masjid Al-Furqon Ponpes Hidayatullah Nunukan. Jumat (28/01)
Dalam sambutan Bupati yang dibacakan Kabag Kesra H. Tuwo mengatakan bahwa, jika berdakwah sudah menjadi sesuatu yang asing dan jarang dilakukan oleh kalangan umat islam, maka itu menjadi alarm, tanda-tanda bahaya kemunduran agama islam di tengah masyarakat.
“Apabila para pendakwah hanya sibuk mencari popularitas, ketenaran, kekayaan, dan tidak dilandasi oleh keikhlasan dan semata-mata berharap Ridho dari Allah SWT, maka itu juga menjadi isyarat nyata betapa umat islam sedang tidak baik-baik saja”, ujarnya.
Selain itu dalam sambutan Bupati, H. Tuwo menyampaikan bahwa berdakwah adalah perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW, namun tidak berarti semua umat islam bisa tampil di depan umum menjadi Dai dan Dai’yyah. Untuk menjadi pendakwah yang baik seseorang harus memiliki ilmu agama yang memadai, baik tentang Al Quran, Hadist, Hukum-hukum fikih dan bekal ilmu-ilmu yang lain.
“Tanpa ilmu, bisa jadi materi dakwah yang disampaikan oleh seseorang Dai atau Dai’yyah bukannya menuntun kejalan Allah SWT, namun justru akan membawa orang lain kepada jurang kesesatan”, tambahnya lagi.
Yang dibutuhkan oleh seseorang yang ingin menjadi Dai dan Dai’yyah adalah memiliki strategi dan metode yang baik. Tanpa dua hal itu, bisa jadi materi dakwah yang disampaikan tidak bisa dipahami dengan baik oleh audiensnya. Maka dari itu Pemerintah Daerah Kab. Nunukan menyambut baik kegiatan Training Dai’yyah yang diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Muslimat Hidayatullah kali ini.
Diakhir sambutannya, H. Tuwo juga menyampaikan pesan dari Bupati Nunukan, “Berdakwalah dengan gembira, ikhlas, dan selalu memasrahkan semuanya kepada Allah swt. Seorang Dai atau Dai’yyah bisa sangat pintar dalam berkata-kata dalam menyampaikan ajaran-ajaran islam, namun jangan lupa hidayah semata-mata dari Allah SWT”, tutupnya.
Training Dai’yyah Muslimat Hidayatullah ini diikuti oleh 42 peserta perwakilan dari lima kabupaten/kota Se-Kalimantan Utara. Muslimat Hidayatullah ini terbentuk pada tahun 2000 salah satu visi besar Lembaga induk hidayatullah yang tersebar di seluruh Indonesia dan memiliki lebih dari 300 cabang.
Muslimat Hidayatullah ini terbentuk melihat dari pendampingan-pendampingan para Dai-Dai di daerah butuh organisasi otonom untuk Dai’yyah pendamping para Dai. Maka lima Ustadzah yang berdomisili di Jakarta mengusulkan untuk sebuah organisasi pendukung yaitu Muslimat Hidayatullah (Musidah). Training Dai’yyah ini bertujuan agar pendamping-pendamping para Dai bisa menjadi partner agar para Dai bisa sukses dimanapun berada.(Prokompim)