NUNUKAN, KALIMANTAN UTARA — Turnamen sepak bola MBM Cup III resmi dibuka pada Minggu (8/6) di Lapangan Aztrada 88, Desa Tanjung Karang, Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Kompetisi yang kini memasuki edisi ketiga ini menjadi sorotan publik perbatasan, sekaligus menjadi ajang pencarian bakat sepak bola lokal dari wilayah strategis di ujung utara Indonesia.
Sebanyak 20 tim sepak bola lokal dari wilayah Sebatik ambil bagian dalam turnamen yang bertujuan membangun sportivitas sekaligus mempererat kebersamaan antarpemuda. Acara pembukaan turut dihadiri oleh tokoh-tokoh penting dari legislatif dan instansi strategis daerah.
Hadir di antaranya Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Utara, Rahman. S.K.M. M.Kes, serta tiga anggota DPRD Kabupaten Nunukan: Ramsah, Hamsing, S.Pi., dan H. Firman. Selain itu, tampak pula sejumlah pejabat dan tokoh lokal, seperti Direktur Maxim Sebatik, Direktur Aztrada 88, Camat Sebatik, Ketua Umum Tidar Kaltara, Danpos Marinir Sei Taiwan, Kapospol Sei Taiwan, Kepala KUA Sebatik, serta kepala desa dari Tanjung Karang dan Sei Manurung.
Ketua panitia pelaksana, Faizal, S.IP, menegaskan bahwa MBM Cup bukan hanya tentang kompetisi, melainkan juga wahana pencarian bakat yang selama ini belum mendapat ruang tampil.
“Turnamen ini kami buka untuk menjaring potensi lokal, terutama generasi muda Sebatik yang punya minat dan bakat di sepak bola. Ini turnamen umum, tapi khusus untuk warga lokal,” ujar Faizal.
Berbeda dengan edisi sebelumnya yang berbasis kelompok usia, tahun ini MBM Cup III terbuka untuk semua kalangan usia. Pendekatan ini diyakini akan memperluas jangkauan pencarian bibit unggul dan memperkuat komunitas sepak bola di Sebatik.
“Harapan kami, turnamen ini bisa melahirkan pemain-pemain potensial yang bisa bersaing di level lebih tinggi, bahkan nasional,” tambah Faizal.
MBM Cup III menegaskan bahwa semangat olahraga tak hanya berkembang di kota besar, tetapi juga tumbuh kuat di daerah perbatasan. Komitmen masyarakat Sebatik dalam menyelenggarakan turnamen ini menjadi bukti nyata bahwa sepak bola mampu menjadi perekat sosial dan inspirasi bagi kemajuan generasi muda Indonesia, bahkan dari wilayah terluar.