NUNUKAN, Pembawakabar.com-Masyarakat Kilo Meter (KM) delapan Desa Persiapan Binusan Dalam, Kecamatan Nunukan mengeluhkan kondisi jalan Kabupaten yang tidak kunjung di perbaiki sejak tahun 2003 lalu.
Masyarakat mengeluhkan akses jalan satu-satunya tidak dapat di lalui saat musim hujan dan berdebu saat musim kemarau. Dari pantauan Pembawakabar.com Kamis (19/8) jalan di desa tersebut sangat memprihatinkan dengan kondisi jalan yang masih bertanah liat dan berbatu serta berlubang .
Masyarakat berharap jalan yang sudah 19 tahun tersebut agar dapat di kerjakan oleh Pemerintah Kabupaten Nunukan.
Tokoh Masyarakat, Agus Barana mengatakan kami sebagai Masyarakat di Kilo meter 8 ini berharap kepada pemerintah agar jalan kami di perhatikan, supaya kami masyarakat di sini dapat mengangkut atau membawa hasil tani kami ke pasar.
“Kami disini dapat bertahan hidup karena hasil dari kebun yang kami jual ke pasar, karena bagaiamana kami akan menjual ke pasar hasil kebun kami jika jalan disini saat musim hujan seperti sawah tidak dapat di lalui,” ujar Pria berusia 60 tahun ini yang akrab di sapa Nenek Bilolo.
Dia mengungkapkan bahwa sejak masa pemerintahan Basri jalan ini sudah dijanjikan untuk dilakukan pengaspalan, namun hingga sampai saat ini tidak ada terealisasi.
“Kami mohon ada perhatian Pemerintah baik Provinsi maupun daerah untuk memperhatikan kami di kilo 8 ini. Karena kami disini berjuang untuk menjual hasil tani kami ke pasar itu sejak tahun 2000,” terangnya.
Tidak hanya meminta perhatian kepada Pemerintah, Nenek Bilolo juga meminta kepada anggota DPRD Provinsi juga memikirkan Masyarakat di Nunukan khususnya warga desa Binusan Dalam.
“Jangan saat masa kampanye saja baru muncul dengan janji-janji, tapi saat sudah terpilih lupa dengan janji. Yang kami harapkan hanyalah jalan di kilo 8 ini di perbaiki,” ucapnya.
Hal senada juga disampaikan salah satu warga, Samuel Dondan yang kebetulan melintas dijalan itu saat hendak membawa sayur mayur ke pasar juga mengatakan jalan di kilo 8 sangat memprihatinkan dan membutuhkan perhatian Masyarakat.
“Kalau tidak di perbaiki tentu kami sangat kesulitan dikarenakan saat musim hujan mobil yang mengangkut sayur mayur kami disini terkadang kandas dan tenggelam di lumpur sementara ini jalan satu-satunya kami,” tuturnya.
Dia menambahkan, yang selalu kami dengar hanya janji-janji caleg saja saat masa-masa kampanye, meski ada sedikit dibantu tai batu.
“Ini kalau musim caleg saja ada masuk kesini bantu tai batu, tapi kalau mau di aspal ya, coba lihat sendiri jalannya seperti sawah,” tutur Samuel Dondan.
Dia juga menyebutkan, persoalan jalan rusak juga dikarenakan kendaraan yang memuat kelapa sawit, bahkan terjadi adu mulut saat masyarakat menegur sopir truk yang memuat sawit.
“Kadang kita mau berantem karena masyarakat sudah gotong royong memperbaiki tapi dirusak lagi dengan truk yang memuat sawit. Kami marah sama mereka, malah mereka kembali marah kami bilang mereka sudah bayar cukai nya ,” tuturnya.
Mendengar keluhan tersebut, Anggota DPRD Kabupaten Nunukan Joni Sabindo menerangkan, memang sudah menjadi persoalan yang dikeluhkan masyarakat Kilometer 8 dari dulu, namun kita bersyukur sebagian jalan itu sudah di aspal oleh Pemerintah Nunukan.
Mengenai persoalan jalan tersebut, Joni mengungkapkan bahwa melalui Fraksi Perjuangan Persatuan Nasional telah disampaikan kepada pemerintah Kabupaten Nunukan melalui paripurna Pemandangan fraksi.
“Persoalan ini sudah kami sampaikan pada pemangan fraksi waktu itu dan Masyarakat disana sangat berterima kasih kalau sudah ada perhatian dari pemerintah. Bahkan rapat lainnya fraksi kami juga mengusulkan supaya pelaksanaan pengaspalan jalan sepanjang 1 Kilometer di Kilometer 8 itu dilanjutkan,” ujarnya Joni Sabindo.
Dia menambahkan, saat dirinya mengadakan reses di lokasi tersebut, Masyarakat dikilometer 8 hanya mengusulkan jalan yang ada disana untuk di aspal.
“Jalan itu sangat vital bagi Masyarakat di Binusan Dalam, dikarenakan jalan tersebut merupakan akses utama bagi mereka disana untuk memasarkan hasil tani mereka ke Pasar tradisional,” ujarnya.
“Meski ada yang memberikan bantuan tai batu untuk memperbaiki jalan tersebut, namun tetap saja rusak. Harapan kita kepada pemerintah daerah dianggaran-anggaran berikutnya bisa mengalokasikan dana khusus untuk pengaspalan di Kilometer 8 Binusan Dalam,” tuturnya.
“Kita akan terus mendesak kepada pemerintah karena jalanan ini sangat penting untuk masyarakat disana,” pungkasnya. (*)