Waspadai Ancaman di Perbatasan, Pemkab Nunukan Gandeng Intelijen dan Media

BADAN KESBANGPOL KABUPATEN NUNUKAN Coffee Morning KEWASPADAAN DINI, 64 SINERGI DAN KOLABORASI DETEKSI DINI DAN CEGAH DINI POTENSI ATHG IPOLEKSOSBUDKAM “

 

NUNUKAN, Pembawakabar.com – Kabupaten Nunukan merupakan daerah perbatasan di Kalimantan Utara dinilai sangat rawan terhadap berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan.

Bacaan Lainnya

Ancaman nyata kini semakin dirasakan diantaranya maraknya peredaran gelap narkoba dan radikalisasi hingga tindak pidana perdagangan orang (TPPO),

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Nunukan, Hasan Basri, S.Pi, mengungkapkan, beberapa ancaman nyata yang kini dihadapi antara lain aksi radikalisme, peredaran narkotika, hingga perdagangan orang.

“Banyak sekali kejadian-kejadian seperti itu di daerah kita,” ujarnya dalam pertemuan bersama media di Hotel Lenfin di Nunukan, Senin (22/7/2025).

Dikatakan Hasan, sebagai langkah antisipasi, Pemerintah Kabupaten Nunukan menggelar kegiatan yang melibatkan komunitas intelijen dan komunitas media.

“Media merupakan mata dan telinga pemerintah secara non-formal, sedangkan komunitas intelijen adalah mata dan telinga pemerintah secara formal.

Sinergi kedua komunitas ini diyakini akan membantu deteksi dini potensi gangguan keamanan di daerah perbatasan,”ungkapnya.

Ketika kita sudah mendeteksi ada aliran radikal, kita langsung cegah supaya tidak terjadi. Begitu juga dengan ancaman peredaran narkoba, langsung kita tindak lanjuti agar tidak berkembang,” tambah Hasan.

Pemerintah Kabupaten Nunukan juga membentuk Forum Pemuda Lintas Agama sebagai bagian dari strategi pencegahan. Hasan menjelaskan, isu agama kerap menjadi sumber perpecahan di banyak negara. Ia mencontohkan bubarnya Uni Soviet, Yugoslavia, hingga konflik di Aceh dan Poso yang dilatarbelakangi persoalan agama.

“Kita tidak ingin hal itu terjadi di daerah kita. Pemuda yang akan menjadi benteng terdepan untuk menangkal radikalisme, narkoba, dan ancaman lainnya,” tegasnya.

Forum ini dibentuk untuk merekatkan hubungan antar umat beragama sejak usia muda. Program ini telah diintegrasikan dalam rencana kerja Kesbangpol, termasuk di dalam dokumen RPJMD dan Renstra, sehingga diharapkan pelaksanaannya dapat berkelanjutan.

“Fokusnya pada kerukunan antar umat beragama. Kita edukasi pemuda agar tidak mudah terpapar aliran radikal, tetap setia kepada NKRI, dan saling menghormati antar sesama,” ungkap Hasan.

Hasan juga membenarkan adanya beberapa mantan narapidana terorisme (napiter) yang pernah berada di Nunukan. Namun, mereka telah dipulangkan ke daerah asalnya dan potensi jaringan tersebut telah diantisipasi bersama unsur Forkopimda.

“Hasil deteksi kita itu fakta di lapangan. Ada napiter, ada juga paham-paham radikal. Tentu semua ini kita tangani secara sinergis, baik dengan TNI, Polri, maupun pemerintah daerah sampai tingkat desa dan RT,” pungkasnya.(ZHA/Red)

[jetpack-related-posts]