NUNUKAN- Yayasan Sosial Laura Hafid (LHP) terus bergerak aktif menjalankan misi sosial membantu sesama. LHP yang dipimpin Hj. Asmin Laura Hafid ini terbentuk pada bulan April memasuki awal Ramadhan 2021, setelah berjalan bebebrapa bulan, LHP resmi mendapatkan izin Kemenkumham pada 1 Oktober 2021.
Terbentuknya LHP tersebut berdasarkan pengalaman Hj. Asmin Laura Hafid yang sedari kecil selalu dididik oleh dua sosok orang tua yang peduli dengan sesama.
“Sedari kecil sudah memiliki nilai kesadaran atas didikan orang tua yang mengajarkan peduli terhadap sesama, terutama kepada orang yang kurang mampu,” ujar Asmin Laura.
Sosok yang dikenal sebagai Wanita Inspiratif ini juga menambahkan, jika kepedulian kepada sesama ini sudah sejak lama dilakukan dan menjadi rutinitas dalam keluarga.
“Kebiasaan ini pun terus menjadi rutinitas dikeluarga kami. Sampai saat ini kepedulian kepada sesama kami jalankan dengan sukacita,” tutur Ketua Yayasan LHP ini.
Laura menceritakan, berawal berdirinya yayasan LHP adalah dorongan sang suami tercinta H. M. Andi Akbar M. Djuarzah yang ingin membuat wadah yayasan sosial untuk dirinya agar bisa bergerak terarah secara masif menyalurkan kebiasaan dan rutinitas membantu sesama.
“Suami saya melihat saya suka kehidupan sosial, sehingga dia berinisiatif mendirikan yayasan sosial dengan nama LHP yangg diketuai oleh saya sendiri,” terang Laura.
Bak gayung bersambut, betapa bahagia dan senangnya Laura atas dukungan sang suami tersebut, sehingga dirinya memiliki wadah resmi membantu orang-orang disekitarnya.
Putri bungsu dari pasangan H. Abdul Hafid Achmad dan Hj. Leppa ini menjelaskan jika yayasan sosial LHP meskipun hanya terdiri dari beberapa orang, tetapi sudah memiliki relawan aktif di empat Kabupaten Kota yang ada di Kalimantan Utara (Kaltara) seperti di Kabupaten Nunukan induk dari LHP, Relawan Kota Tarakan, Kabupaten Bulungan hingga di Kabupaten Tana Tidung (KTT) bahkan memiliki relawan LHP sampai di Kalimantan Timur (Kaltim) dan Sulawesi Selatan.
“Kami lebih mengutamakan kualitas kegiatan dan bukan seberapa gemuknya kepengurusan. yang kami perbanyak adalah relawan kami. Dan alhamdulillah sampai detik ini kami punya beberapa titik relawan bahkan di kabupaten/kota yang ada dikaltara,kaltim dan sulawesi,” sebutnya.
Dia menegaskan, berdirinya LHP bukanlah sebagai perhimpunan atau gerakan yang membawa dirinya menuju calon gubernur atau wakil gubernur.
“Logikanya kalau hanya ingin jadi calon Kaltara I, untuk apa ada LHP di Sulsel dan di Kaltim? apa itu bisa juga menjadi dugaan bahwa saya akan jadi menteri atau Presiden, jadi jangan terlalu parsial dalam menyimpulkan sesuatu” tegas Laura.
Untuk itu Laura mengajak agar Masyarakat di Kaltara tetap menjadi pribadi yang berbaik sangka, sehingga tidak terjebak pada ruang berpikir yang sempit sehingga mengkaitkan mana yang membantu tanpa embel-embel dan mana yang membantu tapi memanfaatkan orang banyak hingga momen-momen tertentu dalam hal politik oportunis tidak universal.
“Saya tidak akan menghabiskan energi memikirkan semua itu, buat kami LHP adalah wadah untuk menyalurkan misi-misi sosial kemanusiaan. Dan ini tidak hanya saat saya berpolitik, tetapi saya sudah berpesan ke anak-anak, kelak akan melanjutkan LHP ini,” kata Laura yang lantang.
Ketika disinggung sumber pendanaan dan pembiayaan yayasan sosial LHP, Laura menyebutkan, jika LHPmemiliki donatur tetap sehingga kegiatan peduli sesama terus berjalan.
“ ini murni karena adanya donatur tetap LHP sehingga bisa berjalan hingga saat ini. Donatur tetap ada lima orang, diantaranya saya bersama suami dan ketiga rekan kami. selebihnya karena bantuan yang berasal dari donatur dan para relawan. Alhamdulillah atas izin Allah, semakin kesini antusias dan semangat para relawan semakin menggebu,” ujarnya.
Dia mengatakan, LHP menjalankan berbagai jenis kegiatan, utamanya kepada target utama orang yang tidak mampu dan orang yang membutuhkan pertolongan. Misalnya fakir miskin, orang-orang sakit, bantuan rumah-rumah ibadah seperti masjid, jumat berkah membagikan makanan ke umat yang selesai ibadah, sembako bagi warga yang membutuhkan.
“Intinya kami punya laporan yang lengkap dan Inshaa Allah dapat dipertanggung jawabkan,” tuturnya.
Adapun respon masyarakat atas kehadiran LHP, Laura tetap optimis dan akan terus menjalankan, bersifat mengalir dan tidak memaksakan keadaan. Bagi Laura pasti ada yang beranggapan ini baik dan positif tapi ada yang bersudut pandang buruk alias negatif, namun Laura tetap konsisten nawaitu berbuat baik walaupun bantuan yang dilakukan akan menyesuaikan dengan pemasukan dan keadaan kas maupun relawan.
“Ketika orangnya berpikir negative, ya semulia dan sebaik apapun perbuatan kita pasti dinilainya negatif. Bagi saya itu bukan hambatan, yang paling ingin saya pastikan LHP akan tetap jalan terus, Inshaallah. Mohon doanya ya,” minta Laura.
Laura berharap, cita-cita ke depannya yayasan LHP suatu saat juga bisa memberikan beasiswa pendidikan kepada orang yang tidak mampu dan memberikan bantuan modal usaha kewirausahaan kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
Tak hanya sampai disitu, Laura juga telah mendapatkan pengalaman berharga selama menjalan misi-misi sosial. Bagi dia tidak ada didunia yang sedang baik-baik saja, semua sedang berjuang dengan ujiannya masing-masing.
“Tentu ada plus minusnya. buat saya semua itu adalah dinamika yang harus dilalui. dan alhmadulillah semakin kesini saya semakin menyakini bahwa LHP ini adalah pasion saya, yang penting kita kerja-kerja dan kerja tanpa minta imbalan apalagi empati masyarakat,”pungkasnya. (*)