Memprihatinkan, SMPN 30 Kekurangan RKB, Siswa Terpaksa Belajar Malam Hari

Makassar– Faktor keterbatasan ruang kelas, ratusan siswa SMP Negeri 30 Makassar, Sulawesi-Selatan terpaksa harus mengikuti proses belajar mengajar (PBM) di malam hari.

Hal ini menjadi sorotan dan perhatian dari perwakilan Alumni sekolah menengah pertama (SMP), Fadly Syarif, S. I. Kom melayangkan kekesalannya dilembaran kertas yang diberikam kepada Wartawan.

Fadly Syarif, S.I.KOM,
perwakilan alumni SMPN 30, angkatan 1996/1998, menegaskan, persoalan kekurangan ruang kelas baru di lingkungan SMPN 30 Makassar yang sudah belasan tahun menjadi pemicu utama, berjalannya proses belajar mengajar dipagi hari sampai malam hari tidak bisa dibiarkan untuk terus berlangsung.

Menurutnya hal itu sangat tidak efektif dan secara otomatis menguras tenaga dan energi, serta pemikiran para tenaga pengajar yang harus memaksakan diri untuk berinteraksi dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa, sejak dari pagi hingga malam hari.

“Sebagai alumni Smp Negeri 30 Makassar, saya merasa prihatin yang mendalam dan untuk itu, saya sangat berharap agar persoalan ini bisa segera disikapi secara serius oleh instansi yang berkompoten”. Tuturnya.

Dia juga berharap proses belajar mengajar di Smp Negeri 30 Makassar dapat berjalan normal dan efektif tanpa harus membuat siswa lelah maupun unsur tenaga pengajar.

“Selaku seorang alumni, saya hanya mampu menitipkan harapan kepada jajaran Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, terutama Dinas Pendidikan untuk dapat segera mengambil sikap dan memikirkan jalan keluar penyelesaian, persoalan kekurangan ruang kelas di Smp Negeri 30”.Tandas Fadly pria kelahiran Kota Butta Panrita Lopi.

Berikut Tulisan Fadly Syarif dalam lembaran surat yang diberikan kepada wartawan,
“Titipan harapan serupa disampaikan kepada jajaran Dinas Pendidikan Kota Makassar, selaku instansi berkompoten untuk dapat mencurahkan dan memberikan perhatian extra terhadap upaya penambahan ruang kelas baru untuk Smp Negeri 30. Atas nama jajaran alumni SMPN 30, saya berharap, kiranya jajaran dinas pendidikan provinsi bersama dinas pendidikan kota Makassar dapat memanfaatkan moment penyusunan dan pembahasan rancangan anggaran pembangunan dan belanja daerah (RAPBD) tahun 2020 untuk memperjuangkan upaya penambahan kebutuhan ruang kelas baru Smp Negeri 30, melalui rangkaian pengalokasian pos anggaran dana alokasi khusus (DAK), hal ini tentu saja sangat kita harapkan akan dapat menunjang dan mendukung optimalisasi proses belajar mengajar yang lebih efektif, dan efisien di Smp N 30.

Bantuan kerjasama dari seluruh pihak berkompeten sangat kami harapkan untuk dapat menggolkan pengalokasian anggaran kegiatan pembangunan ruang perpustakaan baru yang lebih refresentatif dan memadai untuk siswa Smp N 30, lebih jauh kami berharap, pemerintah provinsi melalui instansi tekhnis dinas pendidikan berkenan mengalokasikan anggaran rehabilitasi bangunan perumahan bujang sekolah yang kondisinya sangat miris dan memprihatinkan.

Kondisi serupa, terlihat mewarnai salah satu bangunan kantin bakso berkonstruksi dinding seng, dan papan seadanya sehingga kelihatan sangat tidak refresentatif, tidak sehat, dan jauh dari standar layak. Oleh karenanya, kami berharap sekali lagi, agar pemerintah provinsi melalui institusi dinas pendidikan dan kebudayaan berkenan melirik dan segera menuntaskan persoalan keterbelakangan sarana-prasarana di lingkungan Smp N 30 Makassar.

Harapan yang sama kami tititpkan kepada jajaran Pemkot Makassar bersama anggota DPRD kota, agar sekiranya berkenan menyisipkan sebagian dana alokasi khusus pendidikan tahun 2020 untuk menutupi kebutuhan anggaran peningkatan sarana-prasarana di lingkungan Smp N 30, andai bisa terkabul, kami berharap pos anggaran dana alokasi khusus dimaksud bisa segera diplot melalui proses pembahasan dan penyusunan rancangan anggaran pembangunan dan belanja daerah (RAPBD) tahun 2020. Sejalan dengan hal tersebut, secara khusus kami menitipkan harapan kepada Gubernur Sulsel, Dr. Ir. H.M Nurdin Abdullah, M. Agr bersama segenap unsur pimpinan dan anggota DPRD Provinsi Sulsel serta jajaran Bappelit Bangda provinsi selaku penyusun dan perumus anggaran di tingkat eksekutif untuk dapat membantu upaya percepatan eksekusi pengalokasian anggaran untuk kegiatan penambahan ruang kelas baru, rehabilitasi perumahan bujang sekolah, dan pembangunan ruang perpustakaan baru Smp N 30.Sekedar pertimbangan bahwa hal ini kami utarakan usai mengamati proses belajar mengajar (PBM) di lingkungan SMPN 30 Makassar, yang tak jarang membuat raut wajah peserta didik menjadi lesu, lelah dan bahkan mulai terkesan jenuh mengikuti proses belajar mengajar yang nyaris, tidak lagi proporsional’.
(Muh.Ishaq Hammer)

[jetpack-related-posts]