NUNUKAN-Memasuki Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah, Pemerintah Kabupaten Nunukan melakukan pengendalian inflasi secara rutin.
Pengendalian inflasi tersebut salah satunya dengan memantau perkembangan kondisi perekonomian yang kian bergulir drastis seiring tingginya kebutuhan masyarakat terhadap bulan Ramadan dan menjelang hari raya Idulfitri tahun ini setiap minggunya.
Hal ini juga dilakukan guna menjaga stabilitas harga pangan yang dimulai dari pusat perbelanjaan tradisional.
“Perkembangan inflasi selalu kita monitor, bahkan setiap minggu, seperti meng-update harga-harga kebutuhan pokok di pasar-pasar,” ujar Sekretaris Daerah Pemkab Nunukan, Serfianus, belum lama ini.
Dikatakan Serfianus, alhasil perkembangan inflasi di Kabupaten Nunukan dalam sebulan terakhir terpantau tetap stabil.
“Untuk tingkat Inflasi se Kaltara, Nunukan yang tetap stabil. Stabilnya karena barang dari Malaysia sebagai kompetitor, Misalnya gula pasir dari Malaysia yang harganya Rp14 ribu per kilo, tapi di Nunukan dijual hanya Rp10 ribu. Artinya perkembangan inflasi terkait harga tetap stabil,” jelas Serfianus.
Sebelumnya diberitakan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kalimantan Utara bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se- Kaltara telah menyepakati tujuh langkah sebagai upaya mengantisipasi potensi tekanan inflasi selama bulan Ramadan dan menjelang Idulfitri 1444 hijriah/2023 masehi.
Ketujuh upaya yang disepakati bersama pada 9 Maret 2023 lalu itu adalah peluasan kerja sama antardaerah, termasuk kerja sama pangan intra Kaltara yang perlu dilakukan guna mendukung ketersediaan pasokan. Memperkuat ketersediaan data pangan melalui digitalisasi data pangan untuk mendukung perumusan kebijakan pengendalian inflasi, khususnya kerja sama antardaerah. (kyt/Red)