NUNUKAN, Pembawakabar.com-“Ini adalah tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang kita kepada masyarakat adat Tidung yang ada di Kabupaten Nunukan, setiap menyambut bulan safar ada tradisi baca doa sebagai tolak bala dan mandi safar mewajibkan semua permasalahan yang ada di dalam diri kita kedepan supaya kita terlindungi dari segala bala,” Kata H. Hanafiah Wakil Bupati Nunukan usai mengikuti doa selamat tolak balak dan mandi safar di rumah adat Tidung Desa Binusan, Rabu (6/10).
Hanafiah menambahkan, segala bala ini yang harus kita hindari dan berjanji dengan diri kita, maka setiap menyambut bulan safar kita melakukan tradisi ini untuk melakukan permohonan agar terhindar dari masalah bala.
“Pemerintah Daerah sangat mendukung kegiata ini karena ada sisi positifnya yaitu membangun rasa persatuan, kebersamaan dengan sesama masyarakat yang berbeda etnis. Karena ini membangun silahturahmi antara sesama etnis,” tuturnya.
“Kegiatan ini bisa menjadi agenda kita di Kabupaten Nunukan sebagai potensi wisata kita kedepan, karena tradisi ini tidak semua melakukan ini dan tradisi ini hanya dilakukan oleh etnis Tidung saja,” tambahnya.
Menurutnya, Bulan Safar dianggap bulan yang banyak kejadian-kejadian yang di luar kemampuan untuk mendeteksinya.
“Kami masyarakat Tidung percaya bulan safar itu yang disebut bulan panas, biasanya kejadian orang berkelahi. Sehingga untuk menghindari itu semua, maka dilakukan doa tolak bala supaya tidak tertimpa permasalahan seperti itu. Artinya masyarakat Tidung itu inginnya tenang, damai makanya dilakukan tradisi ini,” ujarnya.
Dia juga berpesan kepada masyarakat Tidung agar Tradisi mandi safar dan tolak bala perlu dijunjung tinggi dan harus dijaga, di pelihara serta dibela karena menunjukkan sudatu identitas suatu daerah. Tanpa Budaya saya pikir daerah itu tidak akan miskin dengan masalah hal-hal yang tertarik dengan masyarakat banyak.
“Dengan budaya itulah kita bisa mempersatukan semua suku dan etnis yang ada di Kabupaten Nunukan dan simbolnya perdamaian. Kita tidak ingin ada keributan, karena kita selaku orang asli yang ada di Kabupaten Nunukan ingin hidup berdampingan dan damai,” demikian H. Hanafiah.