NUNUKAN-Camat Nunukan Hasan Basri, S.IP sejak dilantik berkomitmen ingin membuat wilayah Kecamatan Nunukan bersih dari sampah dan terhindar dari banjir.
Mantan Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokompim) Kabupaten Nunukan ini saat ini fokus dengan kebersihan lingkungan.
“Sejak dilantik jadi camat memang masalah sampah dan banjir menjadi perhatian khusus, karena kecamatan Nunukan adalah icon, ibu kotanya Kabupaten Nunukan. Namun masalah yang sering terjadi itu adalah banjir dan sampah, sehingga target kami ingin menuntaskan masalah ini,” ujar Hasan Basri, Selasa (2/8).
Hasan menyebutkan ada beberapa titik-titik banjir yang didapati di Kelurahan Nunukan Utara sebanyak 3 titik, Kelurahan Nunukan Timur dua titik, Kelurahan Nunukan Tengah dua titik, untuk Nunukan Barat itu bebas banjir.
“Jadi setelah ditinjau titik-titiknya itu apa penyebabnya, kemudian kita juga sudah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk masalah sampahnya dan sedimennya ke Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pemadam Kebakaran untuk memperlancar airnya, kemudian juga Dinas PU. Kita juga melibatkan ketua DPRD Nunukan yang pertama kali mendengar keluhan masalah banjir, juga melaporkan ke Bupati Seperti apa Penanganannya dan targetnya memang ingin supaya Kecamatan Nunukan bebas banjir dan bebas sampah,”jelas Hasan.
Menurut Hasan untuk langkah jangka pendek pihaknya bersama dengan masyarakat serta instansi terkait akan melakukan kerja bakti.
“Jangka pendeknya kita kerja bakti setiap hari Jumat, bahkan bukan Jumat saja kita lakukan namun saat tidak ada pelayanan di kantor, seluruh staf di kecamatan dan Lurah harus kerja bakti, artinya melihat saluran-saluran tersumbat kita kerja sama dengan RT bersihkan dulu kita bersihkan dulu sampahnya,”
“Tapi jangka panjangnya ini sampah harus dikelola dengan baik karena di daerah lain sampah bisa jadi berkah kenapa kita di Nunukan tidak. Bagaimana supaya sampah itu bisa diolah menjadi produktif bisa menjadi kerajinan tangan bisa, menjadi bahan bakar minyak ini semua kita kordinasikan semua. Tetapi untuk jangka pendek tentunya tidak boleh berlangsung lama karena memang butuh jangka penangganan panjang sehingga banjir tidak akan terjadi lagi, jadi untuk urusan banjir dan sampah ada rencana jangka pendek yaitu kerja bakti dan rencana jangka panjang untuk banjir yaitu perbaikan saluran irigasi yang melibatkan Dinas PUPR dan Lingkungan Hidup ,” ujarnya.
Lebih lanjut Hasan menuturkan, seluruh RT dan Kelurahan sudah berkomitmen bisa untuk gotong royong membersihkan sampah, tetapi harus ada tempat penampungannya kemudian tempat pengelolaannya.
“Kegiatan ini sudah berjalan, nah kami langsung ke Ketua RT untuk mensosialisasikan Masyarakat di Kecamatan Nunukan ini harus sadar sampah ini bisa membawa masalah bagi kita, rata-rata profesi kita di sini kan petani rumput laut. Sampah plastik mempengaruhi pencemaran lingkungan itu bisa mempengaruhi kualitas rumput laut misalnya, makanya himbauan kami kepada mereka agar sadar bahwa sampah itu sebenarnya masalah tetapi bisa menjadi berkah ketika kita bisa mengelola dengan baik. Nah ini saya rutin turun ke RT, Jadi kalau yang bisa dikasih pemahaman kita lakukan tapi kalau yang tidak bisa kita upayakan pembinaan tentu kita bekerja sama dengan Babinsa dan Bhabinkamtibmas, Danramil juga Kapolsek,” terangnya.
Hasan menegaskan, karena biasanya ada juga warga yang bebal tidak mau ini, tidak mau itu namun mengenai sampah ini sudah ada peraturan daerah (Perda), kita bisa paksa orang yang membung sampah disembarang tempat akan dikenakan denda. Tetapi itu tidak kita lakukan, kita sosialisasi dulu nanti kemudian akan ada sanksi jika memang masih tetap bebal kita libatkan Satpol PP dan Babinsa, Bhabinkamtibmas.
“Kita sosialisasikan dulu nanti kalau ada yang bebal baru kita tindaklanjuti. Tetapi saya lihat kesadaran masyarakat di kecamatan Nunukan cukup bagus, Cuma fasilitas tempat pembuangan sampahnya, kontainernya yang kurang , kemudian yang tidak disiplin itu masalah pembuangan kadang-kadang ada yang buang sampah masih masih jam 8-9. Kemudian dalam waktu dekat kita siapkan itu penampungan penampungan, ke depan kita mau siapkan agar bagaimana sampah itu sudah dipisahkan dari rumah kemudian disetor ke pengepul, yang bisa digunakan untuk didaur ulang, kemudian yang tidak bisa terus ke TPA. Intinya sampah minim ke TPA, untuk jenis daun bisa dijadikan pupuk kemudian jenis plastik bisa jadi kerajinan atau BBM,” pungkasnya.