NUNUKAN-Pemerintah Kabupaten Nunukan melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Nunukan dalam waktu dekat mengelar Ujian Pendidikan Kesetaraan (UPK) Paket A, B dan C.
UPK Paket A, B dan C akan digelar secara bergantian selama tiga bulan mulai Maret, April dan bulan Mei.
Ujian ini akan dilaksanakan 12 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan 2 Sanggar Kegiatan Belajar (SKB).
“Untuk ujian Pendidikan Kesetaraan Paket A, B dan C ini dimulai dibulan Maret, April dan Mei, tiga bulan. Jadi masing-masing, untuk jadwal Disdikbud yang menentukan,” ujar Akhmad Kepala Disdikbud, Rabu (16/3).
Dia menyebutkan, Kabupaten Nunukan untuk paket C akan dilaksanakan pada tanggal 28-31 Maret, sedangkan Paket B akan dilaksanakan di bulan April dan ini tidak boleh melebihi bulan april sehingga kita melaksanakan pada tanggal 25-28. Demikian juga untuk paket A akan kita laksanakan pada tanggal 17-19 Mei 2022.
“Dari kegiatan pendidikan kesetaraan ini dilaksanakan 12 PKBM dan 2 SKB, SKB Nunukan dan SKB Sebatik,” sebut Akhmad.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Disdik Kabupaten Nunukan untuk sementara peserta didik kesetaraan Paket A, B dan C berjumlah 1.065 peserta, dimana peserta paket A berjumlah 252 Peserta, Paket B 346 peserta dan Paket C 467 peserta.
Sementara itu, selama pelaksanaan ujian nantinya tetap dilaksanakan secara tatap muka, sesuai dengan edaran bupati.
“Sesuai dengan edaran bupati yang baru terbit bahwa PPKM level 3 diperbolehkan untuk pembelajaran tatap muka, tidak masalah nantinya saat ujian namun kita tetap antisipasi dengan protokol kesehatan yang ketat. Semoga bisa lancar saja tidak ada masalah selama pelaksanaan ujian nanti,”
“Yang jelas pelaksanaan ujian ini kita laksanakan dengan mekanisme dan ketentuan yang ada untuk menjaga keamanan, artinya di saat pandemi ini kita terapkan protokol kesehatan yang ketat,” tambahnya.
Disinggung dengan proses pelaksanaan, Akhmad menjelaskan pelaksanaan ujian pendidikan kesetaraan dilaksanakan sama dengan pendidikan formal, namun untuk pelaksanaannya dilaksanakan di siang hari.
“Pelaksanaanya sama, namun kita ambilnya siang dikarenakan rata-rata PKBM meminjam ruang kelas belajar formal, di samping itu guru-guru nya juga adalah guru sekolah forma sehingga bisanya sore sehingga kita menyesuaikan saja,” terangnya.
Sama halnya sistem pengawasan selama ujian, Akhmad menuturkan jika pelaksanaan ujian dari segi pengawas tergantung dari penyelenggara masing-masing. Namun dia berharap pengawas setiap penyelenggara dilakukan penyilangan.
“Bukan Suzon bahwa disetiap PKBM tutornya yang bantu, namun untuk meminimalisirkan praduga seperti itu, sehingga harapan kita bisa dilakukan penyilangan. Mudah-mudahan kita bisa rangkap seperti itu,” pungkasnya.(**)