Sambut Malam Pertama Bulan Ramadhan, Masyarakat Adat Tidung Gelar Kegiatan Magong

Print Friendly, PDF & Email

NUNUKAN-Bulan suci ramadhan merupakan momentum yang dinanti – nantikan umat islam di seluruh dunia. Sebagai ungkapan syukur dapat dipertemukan dengan bulan yang penuh berkah dan ampunan.

Setiap menyambut Ramadhan, berbagai kegiatan dilakukan masyarakat yang sudah menjadi tradisi  dan turun-temurun dari nenek moyang.

Bacaan Lainnya

Seperti yang dilaksanakan Pemerintah Desa Binusan bersama  masyarakat adat Tidung di Desa Binusan, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Sabtu (03/4) malam. Merkea mengelar kegiatan menyambut malam pertama bulan suci Ramadhan dengan menyalakan lampu pelita yang dibuat dari bambu sepanjang jalan di desa Binusan.

Kegiatan menyambut malam pertama bulan puasa, bagi masyarakat adat Tidung dinamakan Magong ini dihadiri langsung  H. Junaidi Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda Olahraga dan Pariwisata, Rudihartono Kepala Desa Binusan, H. Syahdan  Camat Siemanggaris, H. Sura’i Kordinator Lembaga adat Tidung, para Pemangku adat, Ketua RT dan Masyarakat adat Tidung.

Dalam sambutannya, H. Sura’i menjelaskan malam ini kita melaksanakan Magong yang artinya bersuka ria, bergembira menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Salah satu ciri khasnya dari Magong adalah dibuatnya lampu-lampu yang terbuat dari bambu yang dipasang disepanjang jalan.

Selain Magong, kata H. Sura’i ada juga Bebajil yaitu senapan bambu yang digunakan setelah shalat Tarawih dan membangunkan sahur. Kegiatan lainnya kita laksanakan dengan pawai keliling.

“Ini nanti akan dilaksanakan  anak-anak , Ikatan remaja Masjid  dan komunitas adat Tidung,” beber H. Sura’i.

Hal senada diungkapkan Kepala Desa Binusan Rudihartono, Ia menuturkan malam pertama bulan suci Ramadhan sepanjang jalan desa Binusan dihiasi lampu pelita.

“Tradisi adat Tidung di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara  masyarakat adat Tidung menyebutkan malam pertama bulan puasa itu Magong. Magong ini merupakan ungkapan  rasa  syukur dan gembira masyarakat adat Tidung menyambut bulan puasa,” jelas Rudihartono.

Rudi menyebutkan untuk lampu yang dipasang masyarakat merupakan lampu pelita yang dibuat dari bambu.

“Lampu yang ada disepanjang jalan Binusan ini merupakan lampu pelita dari bambu dan ini tradisi dari nenek moyang kami masyarakat adat Tidung yang berada di desa Binusan. Magong ini dilaksanakan pada malam pertama bulan suci Ramadhan mengadakan ibadah puasa untuk besok harinya,” jelasnya.

“Antusias masyarakat adat Tidung sangat luar biasa melaksanakan kegiatan ini menghidupkan kembali tradisi yang dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat adat Tidung  sebagai wujud pelestarian budaya masyarakat terhadap warisan nenek moyang ksmi,” pungkasnya. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *