NUNUKAN- Pemilu 2024 yang dihelat 14 Februari 2024 sisa delapan bulan lagi. Tahapan pencalonan anggota DPR, DPD dan DPRD provinsi/kabupaten/kota telah berlangsung.
Kini, tahapan berikutnya adalah verifikasi administrasi bakal calon anggota legislatif oleh KPU sesuai tingkatannya.
Bakal caleg yang diusung masing-masing partai politik memiliki latar belakang yang berbeda-beda.
Ada parpol yang memang sengaja merekrut calon legislatif (caleg) yang punya popularitas, tingkat ekonomi dan status sosial yang tinggi.
Namun ada pula parpol yang merekrut caleg khusus memprioritaskan kalangan ekonomi lemah dan tidak punya popularitas.
Seperti yang ditempuh Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Cabang Kabupaten Nunukan.
Ketua Pimpinan Cabang (Pimcab) PKN Nunukan, M Rusman pada Jumat, 26 Mei 2023 membenarkan, bakal caleg yang diajukan ke KPU semuanya dari kalangan ekonomi lemah dan 90 persen dari kelompok milenial.
Langkah ini dilakukan dengan alasan, PKN sebagai partai pergerakan dengan mengedepankan sifat gotong royong tidak terlalu mengutamakan materi dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat, sebut Rusman.
Ia menegaskan, pengetahuan dan pengalaman politik yang terjadi selama ini, masyarakat yang disuguhi dengan uang agar memilih calon tertentu pada umumnya tidak mendapatkan efek baik dari hasil pilihannya.
“Mana ada masyarakat yang ikut menikmati hasil pilihannya baik di pemilu maupun di pilkada. Karena mereka (masyarakat) sudah dapatkan uangnya waktu mau pemilihan,” ungkap dia.
“Dari beberapa kali pemilu atau pilkada, masyarakat ditidurkan dengan uang ratusan ribu rupiah yang dikenal serangan fajar. Apa yang didapatkan masyarakat setelah memilih calon tersebut, kan tidak ada toh,” ujar Rusman.
Oleh karena itu, dia mengajak masyarakat Kabupaten Nunukan agar mulai mengubah pola pikirnya pada pemilu 2024. “Jangan mengutamakan uang ratusan ribu baru memilih calon sementara lima tahun menderita,” beber Ketua Pimcab PKN Nunukan ini.
Rusman mengajak masyarakat Kabupaten Nunukan agar berpikir rasional dalam menentukan pilihannya pada Pemilu legislatif 2024 nanti.
“Sudah banyak bukti, caleg yang menghamburkan uang kepada masyarakat supaya dipilih, tidak memperhatikan lagi masyarakat yang memilihnya (konstituennya),” sebut Rusman lagi.
Rusman kembali mengajak masyarakat agar memilih caleg yang punya komitmen dan siap melakukan kontrak politik. Tanpa mengharapkan uang sebagai serangan fajar.
“Kalau pilih caleg yang ada uangnya berarti sudah menjual harga diri dan martabatnya. Cobalah mulai sekarang memilih caleg yang tidak menghamburkan uang tapi punya komitmen yang tinggi mau peduli dan memperhatikan kebutuhan masyarakat,” kata dia.
Atas dasar inilah, sehingga PKN Nunukan dalam merekrut caleg yang benar-benar punya komitmen untuk peduli dan membantu kebutuhan masyarakat. Daripada caleg yang berduit tetapi tidak punya kepedulian dan perhatian atas kebutuhan masyarakat.
Rusman menyadari, tradisi “serangan fajar” setiap pemilu dan pilkada di Kabupaten Nunukan sudah mendarahdaging di alam pikiran masyarakat. Sementara pikiran rasional sudah diabaikan seolah apriori.
“PKN mencoba konsep ini dengan mengedukasi masyarakat mulai mengubah pola pikirnya atau alam pikirannya agar tidak mementingkan uang sesaat dari calon. Tetapi masyarakat perlu tahu kepentingannya untuk lima tahun,” harap Rusman.
“Mana lebih menguntungkan uang hanya bisa hidup untuk satu dua hari daripada lima tahun? Selama ini masyarakat tidak bisa menuntut calon yang dipilihnya agar diperhatikan karena sudah dibeli harga dirinya dengan uang ratusan ribu,” terang dia. (*)